> >

Menlu Lebanon: Hassan Nasrallah Sudah Sepakati Gencatan Senjata sebelum Dibunuh Israel

Kompas dunia | 3 Oktober 2024, 17:10 WIB
Seorang pelayat memegang poster pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, yang dibunuh Israel, dengan kutipan dari kata-katanya, "Kita pasti akan menang", di Stasiun Enqelab-e-Eslami (Revolusi Islam) di pusat kota Teheran, Iran, Senin (30/9/2024). (Sumber: AP Photo/Vahid Salemi)

 

BEIRUT, KOMPAS.TV - Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah telah menyetujui gencatan senjata dengan Israel, sebelum dibunuh lewat serangan udara Israel di Beirut, Lebanon pada Jumat (27/9/2024).

Hal itu diungkapkan Menteri Luar Negeri Lebanon Abdallah Bou Habib dalam wawancara dengan CNN, Rabu (2/10/2024).

"Iya, dia setuju. Pihak Lebanon setuju. Kami berkonsultasi dengan Hizbullah, [Ketua Parlemen Lebanon Nabih] Berri juga berkonsultasi dengan Hizbullah, dan kami sudah memberi tahu perwakilan Amerika Serikat dan Prancis mengenai keputusan tersebut," kata Bou Habib, seperti dikutip TASS.

Baca Juga: Pertempuran Sengit Israel dan Hizbullah di Lebanon, 8 Tentara Zionis Tewas Termasuk Komandan

Pada 17 dan 18 September 2024, gelombang ledakan ribuan perangkat komunikasi, seperti penyeranta atau pager dan walkie-talkie serta alat elektronik lainnya, melanda Lebanon. Gelombang ledakan itu menewaskan puluhan orang termasuk anak-anak.

Hizbullah menuding Israel atas insiden tersebut. Israel tidak secara terbuka mengakui maupun membantah tudingan tersebut.

Namun, laporan The New York Times yang mengutip pernyataan sejumlah pejabat Amerika Serikat dan sumber lainnya, menyebut Israel telah menanamkan bahan peledak di pager-pager yang meledak tersebut.

Pada 23 September, Israel meluncurkan operasi militer yang diberi nama Northern Arrows ke Lebanon. Israel berdalih serangannya menargetkan situs-situs milik Hizbullah dan untuk menciptakan keamanan di wilayah utara Israel yang berbatasan dengan Lebanon.

Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, lebih dari 1.000 orang telah tewas akibat serangan Israel hingga kini.

Baca Juga: Presiden Iran Masoud Pezeshkian Ungkap Inginkan Perdamaian: Israel yang Telah Mendesak Kami

Pada 26 September, negara-negara seperti Australia, Kanada, Prancis, Jerman, Italia, Jepang, Qatar, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, dan Qatar menyerukan gencatan senjata selama 21 hari di perbatasan Israel-Lebanon. 

The New York Times kemudian melaporkan, mengutip pejabat setempat, bahwa proposal gencatan senjata tersebut dapat diterima dalam beberapa jam mendatang.

Namun, pada 27 September, dalam sebuah serangan udara, Israel membunuh Hassan Nasrallah, lewat serangan udara ke Kota Beirut. 

Pada Selasa malam, 1 Oktober, Israel mengumumkan dimulainya invasi atau apa yang mereka sebut sebagai "operasi darat" ke Lebanon.

Baca Juga: Sejarah Perseteruan Hizbullah dan Israel, Dimulai sejak Invasi Tel Aviv ke Lebanon 1982

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra

Sumber : TASS


TERBARU