> >

Netanyahu Ancam Balas Serangan Iran, Israel Didukung Pasukan Sekutu

Kompas dunia | 2 Oktober 2024, 10:38 WIB
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu saat berpidato di Gedung Capitol, Washington DC, Amerika Serikat (AS), Rabu (24/7/2024) (Sumber: AP News)

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu melontarkan ancaman bahwa Iran akan mendapatkan balasan atas serangan rudal yang mereka luncurkan pada Selasa (1/10/2024) malam. 

Dalam pernyataannya, Netanyahu menyebut serangan tersebut sebagai kesalahan besar dan menegaskan bahwa Israel siap membalas dengan tegas.

"Iran membuat kesalahan besar malam ini, dan mereka akan membayarnya," kata Netanyahu dalam pembukaan rapat kabinet dikutip dari BBC.

Ia menambahkan bahwa Iran tidak memahami tekad Israel dalam mempertahankan diri dari ancaman musuh. 

"Mereka akan segera mengerti. Kami akan memegang prinsip kami: siapa pun yang menyerang kami - akan kami serang balik," tegasnya.

Dukungan Penuh dari Sekutu Israel

Serangan Iran terhadap Israel juga memicu reaksi keras dari sekutu-sekutu internasional Israel.

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden menyatakan dukungan penuh terhadap Israel. Ia menegaskan bahwa militer AS telah "secara aktif mendukung pertahanan Israel" selama serangan tersebut berlangsung.

Baca Juga: Biden Perintahkan Tembak Jatuh Rudal Teheran, Pantau Perang Israel vs Iran dari Gedung Putih

Biden menyebut bahwa, berdasarkan informasi saat ini, serangan rudal Iran berhasil dipatahkan dan tidak efektif. 

"Kami sepenuhnya mendukung Israel," ujar Biden dalam pernyataan resminya.

Menteri Pertahanan Inggris John Healey juga mengutuk keras tindakan Iran, sambil mengonfirmasi bahwa pasukan Inggris berperan dalam upaya mencegah eskalasi lebih lanjut di Timur Tengah. 

"Pasukan Inggris turut terlibat dalam operasi ini, dan saya berterima kasih kepada mereka atas keberanian dan profesionalisme," kata Healey.

Ia menambahkan bahwa Inggris sepenuhnya mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri dari ancaman.

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari

Sumber : BBC/Associated Press/Al Jazeera


TERBARU