> >

Biden Akan Bicara dengan Netanyahu, demi Hindarkan Perang Besar Timur Tengah

Kompas dunia | 30 September 2024, 07:32 WIB
Presiden Joe Biden berbicara kepada wartawan sebelum menaiki Air Force One di Pangkalan Angkatan Udara Dover, di Dover, Del., Minggu, 29 September 2024, untuk kembali ke Washington. (Sumber: AP Photo)

DOVER AIR FORCE BASE, KOMPAS TV — Presiden Joe Biden hari Minggu, (29/9/2024), menyatakan akan berbicara dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dan menegaskan bahwa perang besar di Timur Tengah harus dihindari. 

“Ini harus terjadi,” ujar Biden kepada wartawan saat menaiki Air Force One menuju Washington. “Kita benar-benar harus menghindarinya.”

Pernyataan presiden ini muncul di tengah serangan udara Israel di Lebanon yang menewaskan puluhan orang pada hari Minggu. Namun, Biden tidak menyebutkan kapan ia akan berbicara dengan Netanyahu.

Kelompok Hizbullah yang didukung Iran mengalami serangkaian pukulan mematikan terhadap struktur komandonya, termasuk terbunuhnya pemimpin tertinggi mereka, Hassan Nasrallah, dalam gelombang serangan Israel yang semakin berani. Serangan ini bertujuan untuk mengurangi kemampuan Hizbullah menyerang wilayah Israel.

Puluhan ribu warga Israel dan Lebanon terpaksa mengungsi dari perbatasan Israel-Lebanon. Hal ini disebabkan oleh serangan roket yang diluncurkan Hizbullah hampir setiap hari terhadap Israel selama 11 bulan terakhir, sementara Israel membalas dengan serangan udara.

Dengan puluhan ribu warga sipil mengungsi di kedua sisi, pemerintahan Biden berusaha menciptakan resolusi yang memungkinkan mereka kembali ke rumah dengan aman serta mencegah konflik regional yang lebih luas.

Baca Juga: Biden Sebut Serangan Israel yang Bunuh Pemimpin Hizbullah sebagai Sebuah Keadilan

Pada Minggu sebelumnya, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan bahwa Israel telah “menghancurkan” struktur komando Hizbullah melalui serangkaian serangan udara yang menewaskan pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, serta beberapa pemimpin lainnya dari kelompok tersebut.

Namun, Kirby memperingatkan bahwa Hizbullah akan berusaha segera membangun kembali kekuatannya. 

“Saya rasa, orang-orang akan lebih aman tanpa dia (Nasrallah) berjalan-jalan di luar sana,” ujar Kirby, merujuk pada serangan Jumat yang menewaskan Nasrallah. “Tapi mereka pasti akan mencoba bangkit lagi. Kami mengawasi apa yang mereka lakukan untuk mengisi kekosongan kepemimpinan ini. Ini akan sulit.”

Kirby menolak menjawab pertanyaan apakah pemerintahan Biden setuju dengan cara Israel menargetkan para pemimpin Hizbullah, yang menurut Israel membangun struktur komando dan fasilitas lain di dekat atau di bawah lokasi-lokasi sipil. Menurut pejabat Lebanon, serangan ini juga menewaskan banyak warga sipil yang tidak bersalah.

Gedung Putih terus menyerukan kepada Israel dan Hizbullah agar menyepakati gencatan senjata sementara selama 21 hari yang diajukan oleh AS, Prancis, dan negara-negara lain pekan lalu saat para pemimpin dunia berkumpul dalam Sidang Umum PBB.

“Jika Anda ingin mengembalikan orang-orang tersebut ke rumah mereka dengan aman dan berkelanjutan, kami yakin jalur diplomasi adalah langkah yang tepat,” ujar Kirby dalam wawancaranya di acara State of the Union CNN.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Associated Press


TERBARU