> >

Israel Makin Liar, AS Tingkatkan Dukungan Udara dan Siaga Pasukan untuk Cegah Iran Masuk Gelanggang

Kompas dunia | 30 September 2024, 07:35 WIB
Menteri Pertahanan Lloyd Austin berbicara selama pertemuan dengan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant di Pentagon di Washington, 25 Juni 2024. (Sumber: AP Photo)

WASHINGTON, KOMPAS TV — Militer AS mengumumkan pada hari Minggu 29 September 2024, bahwa mereka meningkatkan kemampuan dukungan udara di Timur Tengah dan menempatkan pasukan dalam keadaan siaga tinggi untuk dikerahkan ke kawasan tersebut, saat mereka memperingatkan Iran agar tidak memperluas konflik yang sedang berlangsung.

Pengumuman ini datang dua hari setelah Presiden Joe Biden memerintahkan Pentagon untuk menyesuaikan posisi kekuatan AS di Timur Tengah di tengah kekhawatiran yang semakin meningkat bahwa pembunuhan Israel terhadap pemimpin Hizbullah yang didukung Iran dapat memicu balasan dari Teheran.

"Amerika Serikat bertekad untuk mencegah Iran dan mitra serta proksi yang didukung Iran dari memanfaatkan situasi ini atau memperluas konflik," kata juru bicara Pentagon, Jenderal Mayor Patrick Ryder, dalam sebuah pernyataan. Dia juga memperingatkan bahwa jika Iran atau kelompok-kelompok yang didukung Teheran "menggunakan momen ini untuk menyerang personel atau kepentingan Amerika di kawasan tersebut, Amerika Serikat akan mengambil setiap langkah yang diperlukan untuk melindungi rakyat kami."

Pernyataan Pentagon tersebut memberikan sedikit petunjuk mengenai ukuran atau ruang lingkup pengiriman udara baru, hanya menyatakan bahwa "kami akan semakin memperkuat kemampuan dukungan udara defensif kami dalam beberapa hari mendatang."

Israel dilaporkan meminta Amerika Serikat untuk mengambil langkah-langkah guna mencegah Iran meluncurkan serangan sebagai respons terhadap serangan udara yang membunuh pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dan seorang jenderal Korps Pengawal Revolusi Islam pada hari Jumat. 

Sementara itu, Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, meyakinkan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, pada hari Sabtu bahwa Washington mendukung hak Yerusalem untuk mempertahankan diri.

Seorang pejabat AS mengatakan kepada situs berita Axios bahwa Washington kini akan bekerja menuju solusi diplomatik untuk mencegah invasi darat Israel ke Lebanon dan keterlibatan Iran dalam konflik yang sedang berlangsung. Ini menyusul hampir satu tahun serangan lintas batas oleh Hizbullah terhadap Israel utara.

Laporan tersebut juga membahas klaim dari pejabat AS pada hari Sabtu bahwa Israel telah meluncurkan serangan besar yang membunuh Nasrallah di pinggiran Dahiyeh, Beirut, tanpa memberi tahu Washington terlebih dahulu.

Baca Juga: Ancaman Terbaru Netanyahu: Tiada Tempat di Iran atau Timur Tengah yang Tidak Bisa Dijangkau Israel

“Nasrallah adalah orang jahat, tetapi sangat menjengkelkan bahwa Israel melakukan ini tanpa berkonsultasi dengan kami dan kemudian meminta kami untuk membersihkan situasi dengan cara mencegah Iran,” kata seorang pejabat AS yang dikutip.

Beberapa laporan di media Ibrani mengindikasikan bahwa pada hari Jumat, terdapat kemarahan di Washington terhadap Israel karena melakukan serangan sementara AS berusaha mengamankan kesepakatan gencatan senjata di Lebanon.

Israel melanjutkan serangannya ke target-target baru di Lebanon pada hari Minggu, menekan Hizbullah dengan serangan baru setelah membunuh pemimpin kelompok tersebut, Sayyed Hassan Nasrallah, beserta sejumlah komandan top lainnya dalam kampanye militer yang semakin meningkat.

Serangan-serangan ini telah memberikan pukulan telak kepada Hizbullah setelah hampir setahun terjadi tembakan lintas batas, membunuh sebagian besar kepemimpinan mereka dan mengungkapkan lubang-lubang keamanan yang menganga. Namun, hal ini juga menimbulkan pertanyaan tentang tujuan yang diumumkan secara publik oleh Washington untuk menahan konflik dan melindungi personel AS di seluruh Timur Tengah.

Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby, mengatakan pada hari Minggu bahwa Amerika Serikat sedang mengawasi tindakan Hizbullah untuk mencoba mengisi kekosongan kepemimpinan mereka, "dan terus berbicara dengan pihak Israel tentang langkah-langkah selanjutnya yang tepat."

Departemen Luar Negeri AS belum memerintahkan evakuasi dari Lebanon. Namun, pekan lalu, pejabat AS memberi tahu media bahwa Pentagon mengirimkan beberapa puluh pasukan tambahan ke Siprus untuk membantu militer mempersiapkan skenario termasuk evakuasi warga Amerika dari Lebanon.

Pentagon menyatakan bahwa pasukan AS sedang disiapkan untuk dikerahkan, jika diperlukan. 

"Menhan (Austin) meningkatkan kesiapan tambahan pasukan AS untuk dikerahkan, meningkatkan kesiapan kami untuk merespons berbagai kemungkinan," kata Ryder dalam pernyataannya.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Times of Israel / Straits Times


TERBARU