> >

Israel Bunuh Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, Bagaimana Iran Akan Bereaksi?

Kompas dunia | 28 September 2024, 22:36 WIB
Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, yang jarang muncul di depan publik, berbicara dalam perayaan Assyura di pinggiran Kota Beirut, Lebanon, Selasa, 6 Desember 2011. (Sumber: AP Photo/Bilal Hussein)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pihak Israel mengatakan, pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah tewas dalam serangan udara yang dilancarkannya ke Beirut, Lebanon, pada Jumat (27/9/2024) malam waktu setempat.

Pembunuhan petinggi organisasi politik dan paramiliter Lebanon itu diprediksi akan meningkatkan ketegangan di kawasan Timur Tengah.

Perhatian pun kini tertuju pada Iran, salah satu kekuatan di kawasan tersebut dan pendukung Hizbullah.

Teheran yang merupakan musuh Israel diperkirakan akan terus mendukung proksi-proksinya di Timur Tengah.

Tetapi, Iran dinilai akan berhati-hati sebelum memutuskan untuk berperang secara langsung dengan Israel.

Baca Juga: Israel Sebut Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah Tewas dalam Serangan Udara di Beirut

Mohammad Riza Widyarsa, Dosen hubungan internasional Universitas Paramadina, Jakarta, menilai respons Iran atas pembunuhan Nasrallah oleh Israel masih susah untuk ditebak.

Meski demikian, dia mengatakan, Teheran akan berhati-hati dalam mengambil langkah.

“Jika Iran secara total membantu (Hizbullah), para sekutu Iran di Timur Tengah tentu akan sangat solid dengan Iran, namun pasti akan hancur-hancuran,” ungkap Riza kepada Kompas.tv, Sabtu (28/9/2024) malam.

“Jika Iran ternyata hanya mengandalkan proxy-nya, para sekutu Iran akan memudar kepercayaan mereka terhadap Iran,” sambungnya.

Pengamat Timur Tengah itu berpendapat, kalau Iran ingin dipandang pantas menjadi pemimpin di kawasan, Teheran harus mengambil langkah berani.

Baca Juga: Kemarahan Iran Atas Serangan Israel Ingin Bunuh Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah: Kelewat Batas!

“Kalau Iran mau dilihat sebagai negara yang pantas sebagai pemimpin di kawasan, ya harus ambil resiko terlibat secara langsung. Tapi pasti ada dampak ekonomi, sosial, dan lain-lain,” kata Riza.

Sedangkan negara-negara Timur Tengah lainnya, menurut dia, akan mencoba meredam eskalasi yang muncul akibat serangan Israel ke Lebanon yang telah menewaskan sedikitnya 700 orang sejak Senin (23/9/2024) itu.

“Mesir, Yordania dan negara-negara Teluk akan berusaha mendamaikan situasi dengan diplomasi. Tapi untuk terlibat dalam perang, sepertinya akan dihindari. Karena negara-negara itu tidak suka dengan Iran,” ungkap Riza.

Pada Sabtu (28/9/2024), militer Israel mengumumkan tewasnya Hassan Nasrallah.

“Hassan Nasrallah mati,” kata juru bicara militer Israel, Letnan Kolonel Nadav Shoshani, lewat platform X.

Baca Juga: Sejarah Perseteruan Hizbullah dan Israel, Dimulai sejak Invasi Tel Aviv ke Lebanon 1982

Pihak Israel juga mengatakan, komandan front wilayah selatan Hizbullah, Ali Karki, dan sejumlah komandan lainnya tewas dalam serangan udara ke Dahiyeh, di wilayah selatan Kota Beirut, pada Jumat lalu.

Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, serangan itu meratakan enam bangunan apartemen.

Shoshani mengeklaim sebagian besar pemimpin senior Hizbullah telah tewas.

Hizbullah juga telah mengonfirmasi meninggalnya Nasrallah pada Sabtu.

Dilansir Al Jazeera, Hizbullah berjanji akan terus melawan Israel “untuk mendukung Gaza dan Palestina, dan membela Lebanon dan rakyatnya yang tabah dan terhormat.”

 

Penulis : Edy A. Putra Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV, Al Jazeera


TERBARU