> >

Serangan Udara Israel Hantam Beirut Diklaim Menyasar Pemimpin Hizbullah, AS Mengaku Tidak Diberitahu

Kompas dunia | 28 September 2024, 08:15 WIB
Serangan udara Israel menghantam pinggiran selatan Beirut yang padat penduduk, mengakibatkan ledakan besar yang terdengar di seluruh ibu kota Lebanon, Jumat malam, 27 September 2024.  (Sumber: Anadolu)

BEIRUT, KOMPAS TV – Serangan udara Israel menghantam pinggiran selatan Beirut yang padat penduduk, mengakibatkan ledakan besar yang terdengar di seluruh ibu kota Lebanon, Jumat malam, 27 September 2024. 

Serangkaian ledakan raksasa terjadi menjelang malam, menghancurkan enam bangunan menjadi puing di kawasan Haret Hreik, yang merupakan bagian dari pinggiran Dahiyeh di Beirut, menurut laporan dari lembaga berita nasional Lebanon.

Gelombang kejutnya mengguncang jendela dan rumah yang berjarak sekitar 30 kilometer di utara Beirut. Cuplikan televisi menunjukkan beberapa kawah, salah satunya dengan sebuah mobil terbalik di dalamnya, di tengah bangunan yang runtuh di lingkungan yang padat penduduk dan mayoritas Syiah tersebut.

Ambulans terlihat bergerak menuju lokasi ledakan dengan sirine yang meraung.

Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, mengutuk keras serangan Israel tersebut, terutama di tengah upaya global untuk mencapai gencatan senjata. “Ini membuktikan bahwa musuh Israel tidak peduli dengan semua upaya dan seruan internasional untuk gencatan senjata,” kata Mikati.

Serangan ini terjadi hanya satu jam setelah ribuan orang menghadiri pemakaman komandan tinggi Hizbullah yang tewas sehari sebelumnya. Militer Israel menyatakan bahwa serangan ini merupakan "serangan presisi" terhadap markas pusat Hizbullah di Beirut.

Semua saluran televisi utama Israel melaporkan bahwa sasaran utama dari serangan ini adalah pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah. Namun, laporan ini masih belum dapat dikonfirmasi. Militer Israel tidak memberikan komentar terkait dugaan bahwa Nasrallah adalah target serangan. Namun, mengingat besarnya ledakan dan waktu serangan, terdapat indikasi kuat bahwa target bernilai tinggi ada di dalam gedung tersebut.

Juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, mengumumkan serangan tersebut dalam sebuah siaran televisi. Hagari menyatakan markas tersebut “pusat dari teror Hizbullah” dan sengaja dibangun di bawah bangunan-bangunan pemukiman sebagai bagian dari “strategi Hizbullah yang menggunakan warga sipil Lebanon sebagai perisai manusia.”

Stasiun televisi milik Hizbullah, Al-Manar, melaporkan bahwa serangan udara di distrik Haret Hreik menghancurkan empat bangunan dan mengubahnya menjadi tumpukan puing. Stasiun tersebut juga melaporkan bahwa lebih dari 15 rudal menghantam area tersebut pada saat yang bersamaan, menciptakan awan asap hitam dan oranye yang membumbung ke udara.

Baca Juga: PM Israel Benjamin Netanyahu Bicara di Sidang umum PBB, Diplomat Ramai-Ramai Walkout

Seorang warga memeriksa apartemen yang terkena serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut, Kamis, 26 September 2024. (Sumber: AP Photo)

Sementara itu, kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa Netanyahu mempersingkat kunjungannya ke Amerika Serikat dan segera kembali ke Israel. Pengumuman ini dilakukan segera setelah serangan udara besar-besaran terhadap markas Hizbullah di Beirut.

Netanyahu, yang berada di New York untuk menyampaikan pidato di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), awalnya dijadwalkan untuk tetap di AS hingga Sabtu malam, setelah berakhirnya Sabat Yahudi. Biasanya, politisi Israel tidak melakukan perjalanan pada hari Sabat kecuali untuk urusan yang sangat penting.

Pentagon mengatakan bahwa Amerika Serikat tidak menerima peringatan sebelumnya terkait serangan ini. Juru bicara Pentagon, Sabrina Singh, menyebutkan bahwa Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, sedang berbicara di telepon dengan Menteri Pertahanan AS, Lloyd Austin, ketika serangan terjadi.

Namun, Singh menolak memberikan keterangan apakah Gallant menginformasikan tentang serangan tersebut atau siapa yang menjadi targetnya selama panggilan telepon tersebut.

Ketika ditanya apakah Amerika Serikat menganggap serangan ini sebagai eskalasi konflik, Singh menjelaskan bahwa pihak AS masih melakukan penilaian lebih lanjut.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Sean Savett, menambahkan bahwa pemerintah AS masih mengumpulkan informasi terkait serangan udara Israel di Beirut, dan menegaskan bahwa pejabat AS tidak menerima pemberitahuan sebelumnya dari Israel terkait serangan tersebut.

Pada saat serangan terjadi, Presiden Joe Biden sedang berada di Scranton, Pennsylvania, untuk menyampaikan pidato perpisahan dalam pemakaman teman masa kecilnya. 

Tim keamanan nasional Biden memberi penjelasan singkat kepadanya terkait serangan tersebut setelah dia menyelesaikan pidatonya, menurut keterangan dari Gedung Putih.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU