Pejabat Hongaria Sebut Negaranya Rela Dijajah Rusia, Ini Tanggapan PM Viktor Orban
Kompas dunia | 27 September 2024, 21:48 WIBBUDAPEST, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban menegaskan bahwa pihaknya akan selalu mempertahankan kedaulatan jika ada serangan asing. Hal tersebut disampaikan Orban menanggapi pernyataan kontroversial ajudannya sekaligus petinggi pemerintahan Hongaria, Balazs Orban.
Sebelumnya, Balazs Orban ramai dikecam usai menyebut Hongaria tidak akan melawan jika diserang Rusia seperti Ukraina. Balazs Orban sendiri menjabat sebagai anggota Majelis Nasional Hongaria dan Direktur Politik Perdana Menteri.
Baca Juga: Trump Akan Bertemu Zelenskyy, Sebut Kesepakatan dengan Rusia Lebih Baik daripada Situasi Saat Ini
PM Viktor Orban menyebut pernyataan Balazs Orban terlalu ambigu dan rawan disalahartikan. Viktor pun menolak pernyataan itu diartikan sebagai keenganan Hongaria mempertahankan diri jika diserang Rusia.
"Itu sebuah pernyataan yang ambigu, yang mana dalam konteks ini adalah kesalahan," kata Viktor Orban dikutip Associated Press, Jumat (27/9/2024).
"(Hongaria) selalu mempertahankan diri, kami akan mempertahankan diri hari ini dan terus mempertahankan diri di kemudian hari dengan segala cara."
Balazs Orban menyampaikan pertnyataan kontroversial mengenai serangan Rusia ketika berbicara dalam sebuah siniar pada Rabu (26/9) lalu. Dalam siniar itu, Blazs mengkritik Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy yang memutuskan angkat senjata melawan Rusia.
Menurutnya, Hongaria telah belajar dari masa lalu untuk lebih memilih menyelamatkan "nyawa rakyat Hongaria" yang berharga. Pernyataan ini berkaitan dengan pemberontakan Hongaria terhadap Uni Soviet pada 1956 silam.
"Setiap negara berhak memutuskan nasibnya sendiri. Namun, berdasarkan (peristiwa) '56, kami tidak akan melakukan apa yang dilakukan Presiden Zelenskyy dua setengah lalu karena itu tidak bertanggung jawab," kata Balazs Orban.
Pernyataan tersebut memantik kemarahan dari masyarakat Hongaria yang menilai Balazs Orban menyalahkan pejuang Hongaria yang melawan Tentara Merah Soviet pada 1956 silam.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Gading-Persada
Sumber : Associated Press