> >

AS Frustasi Netanyahu Tolak Gencatan Senjata dengan Hizbullah, padahal Diyakini Bakal Setuju

Kompas dunia | 27 September 2024, 08:53 WIB
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu saat berpidato di Gedung Capitol, Washington DC, Rabu (24/7/2024) (Sumber: AP News)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Amerika Serikat (AS) mulai frustasi dengan sikap Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu menolak gencatan senjata dengan Hizbullah.

Pejabat Gedung Putih pada Kamis (26/9/2024), mengatakan AS dan Prancis telah mengoordinasikan rencana gencatan senjata dengan Netanyahu.

Mereka percaya Israel akan sepenuhnya setuju dengan rencana tersebut.

Baca Juga: Israel Bantai Warga Gaza dan Lebanon, AS Malah Janjikan Bantuan Senjata Senilai Rp134 Triliun

Dikutip dari The Times of Israel, kedua pihak dilaporkan terkejut dan kecewa bahwa Israel telah menolak rencana tersebut.

Bahkan Kantor Perdana Menteri Israel mengatakan Netanyahu tak pernah mengindikasikan akan mendukung rencana tersebut.

Rencana gencatan senjata 21 hari yang ditawarkan AS, Prancis, dan sekutu mereka, dimaksudkan untuk membuka jalan untuk penghentian permanen permusuhan antara Israel dan Hizbullah.

Selain itu juga diharapkan bisa membantu mengakhiri perang di Gaza.

Saat rencana itu diajukan, Netanyahu tengah terbang ke New York, AS, untuk berbicara di depan Majelis Umum PBB, Jumat (27/9/2024).

Meski masih dalam perjalanan, Kantor Netanyahu menegaskan dengan keras bantahan ia menyepakati ide tersebut.

Mereka bahkan menyebut bahwa proposal AS-Prancis sama sekali tak direspons oleh Netanyahu.

Mereka bahkan menegaskan laporan yang mengatakan Netanyahu juga memberikan instruksi untuk mengurangi serangan udara di Lebanon, berkebalikan dengan kebenarannya.

Kantor PM Israel bahkan mengatakan, Netanyahu menginstruksikan IDF untuk melanjutkan pertempuran dengan serangan penuh.

Netanyahu sendiri kemudian menegaskan bahwa kebijakan Israel sudah jelas.

“Kami akan melanjutkan serangan ke Hizbullah dengan kekuatan penuh, dan kami tak akan berhenti hingga mencapai tujuan kami, yang terutama mengembalikan warga di utara secara selamat ke rumah mereka,” katanya.

Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby pun merespons komentar Netanyahu.

“AS memiliki setiap alasan untuk percaya bahwa dalam penyusunan dan penyampaian pernyataan itu, Israel telah mengetahui sepenuhnya, dan menyadari setiap kata di dalamnya,” kata Kirby.

“Kami tak akan melakukannya, jika kami tak percaya bahwa hal itu akan diterima dengan keseriusan yang dibuatnya,” kata Kirby.

Kirby pun menjawab dengan tegas ketika ditanya apakah adil untuk mengatakan AS tak akan mempublikasikan pernyataan Netanyahu, jika mereka tak percaya bahwa Israel setuju dengan rencana gencatan senjata itu.

“Kami telah melihat komentar PM Netanyahu. Kami masih percaya perang sepenuhnya bukan yang terbaik untuk mengembalikan orang-orang ke rumah mereka. Jika itu tujuannya, kami percaya perang penuh bukan yang terbaik untuk melakukannya,” ucap Kirby.

Baca Juga: Menteri Israel Ancam Netanyahu jika Terima Gencatan Senjata dengan Hizbullah

“Saya tak bisa berbicara untuk PM Netanyahu. Saya tak bisa mengatakan kenapa ia mengatakannya. Apakah (pertimbangannya) bersifat politis atau sebaliknya. Itu adalah pertanyaan yang perlu ditanyakan langsung kepadanya,” ujarnya.

Sekretaris Pers Gedung Putih Karine Jean-Pierre menegaskan bahwa seruan gencatan senjata memang sudah dikoordinasikan dengan Israel, meski kemudian ditolak.

Ia menambahkan pembicaraan terkait hal tersebut akan dilanjutkan pada Majelis Umum PBB di New York.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : The Times of Israel


TERBARU