> >

Kremlin: Pernyataan Putin Soal Amandemen Doktrin Nuklir Rusia Sinyal bagi Barat

Kompas dunia | 26 September 2024, 21:29 WIB
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov. Kremlin hari Kamis , 26 September 2024, memastikan setiap keputusan untuk menerbitkan doktrin nuklir yang diperbarui akan dikomunikasikan secara tepat waktu. (Sumber: TASS)

MOSKOW, KOMPAS TV - Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, hari Kamis, 26 September 2024, menyatakan bahwa pernyataan terbaru Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai draf amandemen doktrin nuklir negara tersebut harus dipahami sebagai "sinyal untuk Barat." 

"Ini harus dianggap sebagai sinyal yang jelas," ujar Peskov dalam sebuah konferensi pers di Moskow, seperti laporan Anadolu hari Kamis, 26 September. 

Namun terlepas dari rencana pembaruan doktrin yang berisi persyaratan serta kriteria penggunaan senjata nuklir, ia menjelaskan Rusia saat ini tidak punya rencana memperluas arsenal nuklirnya.

"Tidak, rencana semacam itu tidak disebutkan, dan tidak ada pernyataan mengenai hal itu."

Ketika ditanya apakah kemungkinan pencabutan moratorium terhadap uji coba nuklir dibahas dalam konteks penyesuaian doktrin nuklir, Peskov menjawab: "Saya tidak dapat menjawab pertanyaan Anda. Anda telah melihat bagian terbuka dari pertemuan itu, tetapi sisa sesi sepenuhnya tertutup."

Peskov memastikan setiap keputusan untuk menerbitkan doktrin nuklir yang diperbarui akan dikomunikasikan "secara tepat waktu."

Baca Juga: Poin-Poin Draf Perubahan Doktrin Nuklir Rusia yang Akan Diputuskan Putin dan Bikin Ngeri Barat

Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato pada pertemuan Dewan Keamanan mengenai pembaruan doktrin nuklir di Kremlin di Moskow, Rusia, Rabu, 25 September 2024. (Sumber: Sputnik)

Dalam pertemuan dengan Dewan Keamanan negara itu pada hari Rabu, Putin menekankan perlunya merevisi doktrin nuklir sebagai respons terhadap "perubahan cepat" dalam lanskap militer-politik dan "munculnya sumber ancaman dan risiko militer baru" bagi Rusia dan sekutunya.

Ia mengusulkan untuk memperluas daftar negara dan aliansi militer yang tunduk pada pencegahan nuklir, serta mengidentifikasi ancaman militer baru yang dapat dilawan dengan langkah-langkah pencegahan nuklir.

Presiden Rusia tersebut menyarankan untuk menganggap setiap agresi terhadap Rusia oleh negara non-nuklir, jika didukung oleh kekuatan nuklir, sebagai serangan bersama.

Putin juga menjelaskan bahwa doktrin yang diperbarui akan memungkinkan penggunaan senjata nuklir jika komando militer menerima informasi yang terverifikasi tentang peluncuran berskala besar sistem serangan udara dan luar angkasa, seperti pesawat taktis dan hipersonik, rudal jelajah, atau drone, yang melintasi wilayah Rusia.

"Kami mempertahankan hak untuk menggunakan senjata nuklir sebagai respons terhadap agresi terhadap Rusia dan Belarus sebagai anggota Negara Serikat, termasuk dalam kasus di mana senjata konvensional menimbulkan ancaman kritis terhadap kedaulatan kami," tambahnya.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Anadolu / TASS


TERBARU