> >

Netanyahu Bantah Sepakati Gencatan Senjata dengan Hizbullah, Justru Perintahkan Serangan Penuh

Kompas dunia | 26 September 2024, 20:53 WIB
Seorang pria membawa foto kerabatnya yang berdiri di lokasi serangan udara Israel di Saksakieh, Lebanon selatan, Kamis, 26 September 2024. (Sumber: AP Photo)

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu membantah laporan media yang menyebut dirinya menyetujui gencatan senjata sementara dengan Hizbullah di Lebanon, Kamis (26/9/2024).

“Ini adalah usulan Amerika-Prancis yang bahkan belum ditanggapi oleh perdana menteri,” kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan.

Dalam pernyataan yang dirilis ketika Netanyahu sedang dalam perjalanan ke New York untuk menghadiri Sidang Umum PBB, kantornya menegaskan hanya ada satu usulan di meja perundingan dan Netanyahu belum meresponsnya. 

Pernyataan itu juga membantah adanya arahan untuk meredakan pertempuran di perbatasan utara dengan Lebanon.

Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, dan sembilan negara lainnya menyerukan kepada Israel dan Hizbullah pada Rabu malam agar menyetujui gencatan senjata selama 21 hari di tengah eskalasi perang lintas perbatasan mereka.

Pada Kamis (26/9) pagi, Channel 12 Israel melaporkan Netanyahu telah memberikan lampu hijau untuk gencatan senjata sementara di Lebanon guna membuka jalan bagi negosiasi dengan Hizbullah.

Namun, Netanyahu menolak laporan tersebut dan menegaskan ia justru memerintahkan militer untuk terus menyerang Lebanon dengan kekuatan penuh.

Dalam pernyataannya, kantor Netanyahu mengatakan "pertempuran di Gaza juga akan terus berlanjut hingga semua tujuan perang tercapai."

Baca Juga: Menlu Retno Kritik Dewan Keamanan PBB Gagal Laksanakan Mandat Ciptakan Perdamaian

Seorang pria membawa sepeda yang rusak di lokasi serangan udara Israel di Saksakieh, Lebanon selatan, Kamis, 26 September 2024. (Sumber: AP Photo)

Netanyahu diperkirakan akan bertemu dengan para pemimpin dunia lainnya di sela-sela Sidang Umum PBB.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU