> >

Hizbullah Luncurkan Rudal ke Markas Mossad di Tel Aviv, Jarak Terjauh Hingga Saat Ini

Kompas dunia | 25 September 2024, 18:00 WIB
Sistem pertahanan udara Iron Dome Israel melepaskan tembakan untuk mencegat roket yang diluncurkan dari Lebanon, di Israel utara, Selasa, 24 September 2024. (Sumber: AP Photo)

Israel telah memindahkan ribuan tentara yang sebelumnya bertugas di Gaza ke perbatasan utara. Mereka mengklaim Hizbullah memiliki sekitar 150.000 roket dan rudal, termasuk beberapa yang mampu menyerang ke mana saja di Israel, dan bahwa kelompok ini telah menembakkan sekitar 9.000 roket dan drone sejak Oktober lalu.

Letnan Kolonel Nadav Shoshani, juru bicara militer Israel, menyatakan bahwa rudal yang diluncurkan pada Rabu memiliki "hulu ledak berat" tetapi menolak untuk menjelaskan atau mengkonfirmasi bahwa itu adalah tipe yang dijelaskan oleh Hizbullah. Ia membantah klaim Hizbullah yang menargetkan markas Mossad yang terletak tepat di utara Tel Aviv sebagai "perang psikologis."

Rudal Qader yang dibuat di Iran adalah rudal balistik permukaan-ke-permukaan jarak menengah dengan berbagai jenis dan muatan.

Rudal ini dapat membawa muatan peledak hingga 800 kilogram, menurut Pusat Studi Strategis dan Internasional yang berbasis di Washington. Pejabat Iran telah menggambarkan rudal berbahan bakar cair ini memiliki jangkauan 2.000 kilometer.

Serangan senjata lintas perbatasan mulai meningkat pada hari Minggu setelah serangan bom pada pager dan walkie-talkie yang menewaskan 39 orang dan melukai hampir 3.000, banyak di antaranya adalah warga sipil. Lebanon menuduh Israel bertanggung jawab, tetapi Israel tidak mengkonfirmasi atau membantah.

Baca Juga: Israel Klaim Bunuh Komandan Hizbullah dalam Serangan di Lebanon

Pada hari Minggu, Hizbullah meluncurkan sekitar 150 roket, rudal, dan drone ke Israel utara. Keesokan harinya, Israel menyatakan bahwa pesawat tempurnya menyerang 1.600 target Hizbullah, menghancurkan rudal jelajah, roket jarak jauh dan pendek, serta drone serang, termasuk senjata yang disembunyikan di rumah-rumah pribadi. Serangan tersebut mencatatkan jumlah korban tewas tertinggi dalam satu hari di Lebanon sejak Israel dan Hizbullah terlibat dalam perang sebulan yang menguras energi pada tahun 2006.

Sebuah serangan udara Israel di Beirut pada hari Selasa menewaskan Ibrahim Kobeisi, yang digambarkan Israel sebagai komandan tinggi Hizbullah divisi roket dan rudal kelompok tersebut.

Pejabat militer menyatakan Kobeisi bertanggung jawab atas peluncuran ke Israel dan merencanakan serangan tahun 2000 yang mengakibatkan tiga tentara Israel diculik dan dibunuh. Hizbullah kemudian mengonfirmasi kematiannya.

Ini adalah yang terbaru dalam serangkaian pembunuhan dan kemunduran lain bagi Hizbullah, yang merupakan aktor politik dan militer terkuat di Lebanon dan dianggap sebagai kekuatan paramiliter teratas di dunia Arab.

Kementerian Kesehatan Lebanon melaporkan enam orang tewas dan 15 terluka dalam serangan di pinggiran selatan Beirut, daerah di mana Hizbullah memiliki kehadiran kuat. Lembaga Berita Nasional negara itu menyatakan bahwa serangan tersebut menghancurkan tiga lantai dari gedung apartemen enam lantai.

Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi di Lebanon menyatakan bahwa salah satu stafnya dan putranya yang masih kecil termasuk di antara mereka yang tewas pada hari Senin di wilayah Bekaa, sementara seorang pembersih yang bekerja di bawah kontrak juga tewas dalam serangan di selatan.

Hizbullah menembakkan 300 roket pada hari Selasa, melukai enam tentara dan warga sipil Israel, sebagian besar dengan luka ringan, menurut militer Israel.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU