> >

Rusia Kutuk Serangan Israel ke Lebanon yang Tewaskan Ratusan Korban Sipil

Kompas dunia | 24 September 2024, 23:30 WIB
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, hari Rabu, 18/9/2024, menegaskan serangan pager atas rakyat Lebanon pelanggaran besar terhadap kedaulatan Lebanon dan tantangan serius terhadap hukum internasional. (Sumber: TASS)

MOSKOW, KOMPAS.TV — Pemerintah Rusia pada Selasa (24/9/2024) mengutuk serangan Israel yang terus berlanjut di wilayah Lebanon dan menyebabkan ratusan korban sipil tewas.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dalam pernyataannya menyebut, serangan Israel di kawasan perumahan Lebanon dengan alasan adanya penyimpanan senjata Hizbullah sehingga menyebabkan jatuhnya korban jiwa dari kalangan sipil serta kerusakan besar terhadap infrastruktur, tidak dapat diterima.

“Serangan tanpa pandang bulu di wilayah perumahan dengan dalih adanya senjata Hizbullah mengakibatkan korban sipil yang sangat besar serta kehancuran infrastruktur sipil yang signifikan,” ujar Zakharova dikutip dari Anadolu.

Mengutip laporan dari Kementerian Kesehatan Lebanon, Zakharova mengatakan bahwa setidaknya 492 orang tewas pada Senin lalu, termasuk di antaranya sekitar 150 perempuan dan anak-anak. Sementara itu, lebih dari 1.600 orang mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.

Tragedi terbaru terjadi pada pagi hari tanggal 24 September, ketika serangan udara Israel di Lembah Bekaa merenggut nyawa satu keluarga yang terdiri dari 10 orang. 

Sebelumnya, pada 20 September, serangan udara Israel di kawasan padat penduduk di Beirut menewaskan lebih dari 50 orang.

Dalam kesempatan tersebut, Zakharova juga mendesak dilakukannya gencatan senjata secepat mungkin guna mencegah konflik semakin meluas.

Ia menekankan pentingnya mencari solusi politik dan diplomatik untuk menghentikan lingkaran kekerasan di Timur Tengah.

"Segala upaya harus dilakukan agar Timur Tengah tidak jatuh ke dalam konflik bersenjata skala penuh, yang akan berdampak buruk tidak hanya pada kawasan ini, tetapi juga bagi dunia," ucap Zakharova.

Baca Juga: Korban Tewas Selama Dua Hari Serangan Israel di Lebanon Capai 558 Orang

Rusia, menurut Zakharova, siap bekerja sama dengan mitra regional dan global guna menghindari skenario konflik yang lebih buruk.

"Keamanan satu negara di kawasan ini tidak boleh dicapai dengan mengorbankan negara lain," tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Zakharova juga memperingatkan warga negaranya agar tidak bepergian ke Lebanon mengingat situasi yang kian tidak aman. 

Ia mengimbau mereka yang saat ini berada di Lebanon untuk berhati-hati dan mengikuti arahan dari otoritas setempat demi menjaga keselamatan.

Bagi mereka yang ingin meninggalkan Lebanon, Zakharova menyebut bahwa penerbangan komersial melalui Bandara Internasional Beirut masih beroperasi.

Sementara itu, serangan udara besar-besaran yang dilakukan oleh Angkatan Udara Israel pada Senin mengincar puluhan permukiman di wilayah selatan dan timur Lebanon. 

Di sisi lain, kelompok bersenjata Hizbullah juga meningkatkan serangan roket mereka terhadap infrastruktur militer Israel.

Hizbullah dan Israel telah terlibat dalam perang lintas perbatasan sejak Israel memulai serangan besar-besaran di Gaza. 

Konflik ini dipicu oleh serangan lintas perbatasan yang dilakukan kelompok Hamas pada bulan Oktober lalu. 

Hingga kini, lebih dari 41.400 orang tewas dalam konflik tersebut, sebagian besar di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. 

Baca Juga: China Dukung Lebanon, Tentang Serangan Israel yang Abaikan Keselamatan Warga Sipil

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Anadolu


TERBARU