> >

Saat Pertikaian Israel dan Hizbullah Memanas di Lebanon, Akankah Warga Gaza Dilupakan?

Kompas dunia | 24 September 2024, 12:50 WIB
Asap mengepul akibat penembakan Israel terhadap desa-desa di distrik Nabatiyeh, terlihat dari kota selatan Marjayoun, Lebanon, Senin, 23 September 2024. Pertempuran kini mulai bergeser ke Lebanon, yang membuat warga Gaza khawatir perhatian internasional akan beralih ke Lebanon (Sumber: AP Photo).

JALUR GAZA, KOMPAS.TV — Konflik di Palestina kini mulai bergeser ke Lebanon. Pergeseran pertempuran ini menimbulkan kekhawatiran, akankah perhatian internasional telah teralihkan ke Lebanon? Dan, apakah warga Gaza akan semakin terlantar?

Atas pertanyaan itu boleh jadi keluarga sandera Israel yang ditawan di Gaza pun memiliki kekhawatiran yang sama.

Mereka berharap perhatian internasional tetap tertuju pada Gaza, untuk memperjuangkan nasib warga Israel yang disandera di Gaza.

Tengok saja cerita Nezar Zaqout, salah satu dari sekitar 1,9 juta warga Palestina yang terpaksa meninggalkan rumahnya sejak perang Israel-Hamas pecah.

Ia mengatakan, khawatir pertempuran di perbatasan Israel-Lebanon yang kini menjadi perhatian dunia akan mengalahkan perhatian internasional terhadap kehidupan di Gaza yang memprihatinkan dan melupakan upaya negosiasi gencatan senjata.

Baca Juga: Hujan Rudal Hizbullah Bikin Israel Umumkan Status Darurat Militer hingga 30 September

"Kami telah benar-benar dilupakan," kata Zaqout, yang tinggal di Khan Younis setelah melarikan diri dari Kota Gaza beberapa bulan lalu.

"Tidak ada berita tentang kami di media," ujarnya seperti dikutip dari The Associated Press.

Warga Palestina ini khawatir kondisi menyedihkan di Gaza akan menjadi permanen.

Sembilan puluh persen penduduknya kini merupakan tuna wisma, dengan ratusan ribu orang tinggal di tenda dan terus berjuang untuk mendapatkan makanan dan air bersih.

"Setahun berlalu, dan tidak ada yang peduli dengan kami. Setiap hari ada pengeboman, setiap hari ada martir, dan setiap hari ada yang terluka," kata warga Palestina lainnya, Saadi Abu Mustafa, yang melarikan diri dari Khan Younis ke Muwasi, sebuah penampungan tenda yang luas di sepanjang pantai selatan Gaza.

Penulis : Tussie Ayu Editor : Deni-Muliya

Sumber : The Associated Press


TERBARU