Komandan Militer Hizbullah Kembali Terbunuh oleh Israel, Perang Penuh Sudah di Depan Mata
Kompas dunia | 21 September 2024, 08:59 WIBTEL AVIV, KOMPAS.TV - Israel kembali membunuh komandan militeriter Hizbullah lewat serangan udara.
Serangan udara Israel itu mengarah ke Beirut, Lebanon, Jumat (20/9/2024).
Hizbullah mengonfirmasikan kematian Ibrahim Aqil setelah Israel mengatakan ia salah satu dari sosok senior Hizbullah yang terbunuh dalam serangan itu.
Baca Juga: Viral! Ayah Pasang Kamera Pengawas di Kepala Putrinya, Ternyata Ini Alasannya
Hal itu semakin meningkatkan eskalasi kedua pihak, dan membuat peperangan penuh sudah berada di depan mata.
Sebelumnya, pejabat Lebanon mengatakan setidaknya 14 orang terbunuh, dan puluhan lagi terluka dalam serangan yang menyerang penduduk di area Dahieh.
Tempat itu merupakan salah satu benteng dari Hizbullah di luar kota selatan Lebanon.
Dikutip dari BBC Internasional, kekisruhan terjadi ketika regu penyelamat mencapai lokasi serangan.
Mereka menyelamatkan orang yang terluka dan melakukan pencarian terhadap orang-orang yang terjebak di bawah reruntuhan.
Setidaknya satu bangunan apartemen hancur, dan yang lainnya rusak berat.
Jalanan ditutup oleh anggota Hizbullah, dan diyakini menjadi pukulan berikutnya dalam sepekan, setelah meledaknya pager dan walkie-talkie milisi itu yang menyebabkan puluhan orang tewas.
Serangan pada Jumat itu menjadi yang pertama menghantam Beirut sejak Juli lalu.
Ketika itu, komandan Hizbullah lainnya, Fuda Shukr terbunuh.
Terkait serangan Jumat, Juru Bicara Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Daniel Hagari mengatakan Aqil, seorang komandan di pasukan elite Hizbullah, Radwan, telah terbunuh.
Ia mengatakan, Aqil terbunuh bersama anggota operasi senior lainnya pada staf Hizbullah, serta komandan Radwan lainnya.
“Mereka berkumpul di bawah tanah di bawah gedung berpenduduk di jantung lingkungan Dahiyah, bersembunyi di antara warga sipil Lebanon, menggunakan mereka sebagai tameng manusia,” katanya.
Hagari beralasan orang-orang yang terbunuh itu merencanakan serangan “Conquer the Galilee”, di mana Hizbullah berniat masuk ke komunitas Israel, dan membunuh warga sipil tak bersalah.
Rencana tersebut sebelumnya dilaporkan militer Israel pada 2018, ketika IDF mengatakan telah memblokade terowongan yang digali Hizbullah untuk memasuki wilayah Israel, menculik serta membunuh warga sipil.
Aqil sendiri juga menjadi buruan Amerika Serikat (AS), setelah pada April Washington menawarkan hadiah bagi informasi yang berujung identifikasi, lokasi, penangkapan dan pendakwaannya.
Baca Juga: Respons Menyeramkan Iran ke Israel atas Ledakan Alat Komunikasi di Lebanon Tewaskan Puluhan Orang
Ia diinginkan AS karena diduga memiliki hubungan dan senioritas di dalam Hizbullah, kelompok yang digamnbarkan sebagai organisasi teroris oleh Israel, AS, Inggris dan sekutunya.
Aqil sendiri pada 1980-an, diduga sebagai anggota kelompok yang melakukan pengeboman ke kedutaan besar AS di Beirut dan barak marinir, membunuh ratusan orang.
Hizbullah sendiri sambil mengonfirmasikan kematian Aqil di media sosial, menggambarkan sosoknya sebagai salah satu jihadis hebat.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : BBC Internasional