Ini Alasan Ukraina Ngotot Desak Barat Izinkan Rudal Mereka Serang Jauh ke Dalam Wilayah Rusia
Kompas dunia | 15 September 2024, 22:30 WIBMenurut Ukraina, kemampuan menyerang di wilayah Rusia dengan rudal jarak jauh ini bisa mengubah jalannya perang.
Mereka bisa menargetkan pangkalan udara, depot logistik, dan pusat komunikasi milik Rusia yang terletak jauh di balik garis perbatasan.
Langkah ini diharapkan dapat mengurangi keunggulan udara Rusia dan memutus jalur pasokan yang digunakan untuk melancarkan serangan udara harian menggunakan drone, rudal, dan bom peluncur yang sangat kuat.
Selain itu, hal ini juga membantu Ukraina melindungi infrastruktur energi yang rusak parah akibat serangan Rusia.
Memasuki musim dingin, yang diperkirakan akan memperlambat gerakan militer di darat, kemampuan serangan udara jarak jauh semakin dibutuhkan.
Ukraina ingin melancarkan serangan balik untuk menghadapi kekurangan personel militer di tengah perang yang sudah berlangsung lebih dari dua setengah tahun.
Namun, minggu lalu, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin sempat menahan permintaan Ukraina ini. Pentagon menegaskan meski Ukraina sudah mampu menyerang target di Rusia dengan senjata buatan dalam negeri, rudal ATACMS tidak akan menjadi solusi untuk ancaman utama yang dihadapi Ukraina, seperti bom peluncur jarak jauh Rusia yang diluncurkan dari lebih dari 300 kilometer, yang berada di luar jangkauan ATACMS.
Baca Juga: Ukraina Kembali Desak Barat agar Izinkan Serangan Jarak Jauh ke Wilayah Rusia
Apakah Barat akan Melunak?
Meski terus memberikan bantuan senjata, pelatihan, dan dukungan finansial, Amerika Serikat dan sekutu NATO lainnya masih berusaha menghindari konfrontasi langsung dengan Rusia.
Kremlin sudah memperingatkan bahwa penggunaan rudal Barat di wilayah Rusia akan dianggap sebagai pelanggaran garis merah mereka, dan ancaman ini kembali ditegaskan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin minggu ini.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy telah membahas masalah ini selama kunjungan mereka ke Kiev.
Meski mereka belum membuat keputusan jelas, keduanya mengakui bahwa Rusia terus mencoba mengubah keseimbangan strategis di Ukraina dengan membeli rudal balistik jarak jauh dari Iran.
Sementara itu, Ukraina mengklaim bahwa mereka sudah melanggar "garis merah" Rusia dengan serangan selama lima minggu ke wilayah perbatasan Kursk di Rusia.
Zelenskyy berharap sekutu Barat akan membuat “keputusan yang kuat” ketika ia bertemu dengan Biden akhir bulan ini, namun tidak terwujud.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada
Sumber : Associated Press