Komite Militer NATO Dukung Ukraina Gunakan Senjata Jarak Jauh untuk Serang Rusia
Kompas dunia | 15 September 2024, 14:53 WIBPRAHA, KOMPAS.TV – Ketua Komite Militer NATO Laksamana Rob Bauer menyatakan Ukraina punya hak legal dan militer yang kuat untuk menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia demi keuntungan tempur.
Pernyataan tersebut sejalan dengan pandangan beberapa sekutu Amerika Serikat (AS). Meskipun pemerintahan Presiden AS Joe Biden masih enggan mengizinkan Ukraina menggunakan senjata buatan AS untuk tujuan tersebut.
"Setiap negara yang diserang punya hak untuk membela diri. Hak itu tidak berhenti di perbatasan negara sendiri," kata Bauer dalam penutupan pertemuan tahunan komite tersebut, Sabtu (14/9/2024).
Pertemuan itu juga dihadiri oleh Kepala Staf Gabungan Militer AS Jenderal CQ Brown.
Bauer, yang berasal dari Belanda, menambahkan setiap negara berdaulat punya hak membatasi penggunaan senjata yang mereka kirimkan ke Ukraina.
Namun, Letnan Jenderal Karel Řehka, Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Ceko yang berdiri di samping Bauer, menegaskan negaranya tidak membatasi penggunaan senjata oleh Ukraina.
Baca Juga: Petinggi NATO: Perang Rusia-Ukraina Ancam Tatanan Dunia
"Kami percaya bahwa orang-orang Ukraina sendiri yang harus memutuskan bagaimana menggunakan senjata tersebut," ujar Řehka.
Komentar ini muncul saat Biden mempertimbangkan untuk mengizinkan Ukraina menggunakan senjata jarak jauh buatan AS guna menyerang Rusia. Hal ini menunjukkan adanya perpecahan di antara sekutu-sekutu NATO terkait masalah tersebut.
Biden baru-baru ini bertemu dengan Perdana Menteri Inggris Keir Starmer, setelah kunjungan menteri luar negeri masing-masing ke Ukraina, yang mendesak pelonggaran pembatasan penggunaan senjata.
Menurut pejabat AS yang enggan disebut namanya, Starmer sedang mencari persetujuan Biden untuk memungkinkan Ukraina menggunakan rudal Storm Shadow buatan Inggris dalam serangan yang lebih dalam ke Rusia.
Persetujuan Biden mungkin diperlukan karena beberapa komponen rudal tersebut dibuat di AS.
Meski diskusi soal dukungan tambahan bagi Ukraina menjadi topik utama dalam pertemuan kepala militer NATO, tidak jelas apakah debat tentang pembatasan senjata AS turut dibahas.
Banyak negara Eropa sangat mendukung Ukraina, sebagian karena khawatir akan menjadi korban berikutnya dari Rusia yang semakin kuat.
Baca Juga: Ukraina Kembali Desak Barat agar Izinkan Serangan Jarak Jauh ke Wilayah Rusia
Presiden Republik Ceko Petr Pavel saat membuka pertemuan itu, mendesak para pemimpin militer untuk bersikap "berani dan terbuka dalam menyampaikan penilaian dan rekomendasi mereka."
Menurutnya, langkah yang kurang tegas akan sulit dipahami oleh para politisi.
Para pemimpin militer NATO rutin merumuskan rencana dan rekomendasi yang kemudian dikirim kepada para menteri pertahanan untuk dibahas lebih lanjut di tingkat pemimpin negara aliansi.
AS mengizinkan Ukraina menggunakan senjata buatan AS dalam serangan lintas batas untuk melawan serangan Rusia. Namun, AS belum mengizinkan penggunaan rudal jarak jauh seperti ATACMS untuk menyerang jauh ke dalam wilayah Rusia.
Baca Juga: Putin Murka, Bakal Perangi NATO jika Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Jarak Jauh ke Dalam Rusia
AS berpendapat Ukraina sudah punya drone yang mampu melakukan serangan jarak jauh, dan penggunaan ATACMS harus bijaksana karena jumlahnya terbatas.
Ukraina terus meminta AS untuk mencabut pembatasan ini, terutama karena khawatir pasukan Rusia terus merangsek ke wilayahnya saat musim dingin tiba.
"Anda ingin melemahkan musuh yang menyerang Anda, bukan hanya melawan serangan mereka, tapi juga menyerang sumber serangan yang sering kali berasal dari Rusia," kata Bauer.
"Secara militer, ada alasan kuat untuk itu, untuk melemahkan musuh, memutus jalur logistik, bahan bakar, dan amunisi yang sampai ke garis depan. Itu yang ingin Anda hentikan, jika memungkinkan."
Jenderal Brown menambahkan, meskipun kebijakan AS soal senjata jarak jauh masih berlaku, AS tetap berupaya membuat Ukraina sukses dengan peralatan yang telah disediakan, baik dari AS maupun negara-negara anggota koalisi lainnya, serta senjata yang diproduksi sendiri oleh Ukraina.
Baca Juga: Tak Pedulikan Ancaman Putin, Biden Izinkan Ukraina Serang Rusia dengan Rudal Jarak Jauh?
"Mereka cukup efektif dalam membangun drone," kata Brown.
Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin juga menyampaikan pandangan serupa, bahwa satu sistem senjata tidak akan menentukan keberhasilan perang.
"Ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan apakah Anda ingin menyediakan satu kemampuan atau yang lainnya," kata Austin.
Dia juga mencatat Ukraina telah mampu menyerang wilayah Rusia dengan sistem yang mereka produksi sendiri, termasuk drone.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press