Isi Surat Yahya Sinwar ke Nasrallah, Hamas Dukung Hizbullah dalam Poros Perlawanan Perangi Israel
Kompas dunia | 14 September 2024, 14:24 WIBBEIRUT, KOMPAS.TV - Pemimpin Hamas mengirimkan surat kepada pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, sesuatu yang sangat jarang dilakukan.
Dalam suratnya tersebut, Yahya Sinwar menegaskan Hamas mendukung Hizbullah dalam poros perlawanan, memerangi Israel.
Dilansir dari CNN Internasional, Jumat (13/9/2024), Sinwar yang saat ini dipercaya bersembunyi di Gaza, menuliskan kepada Nasrallah bahwa Hamas berkomitmen dengan jalan perlawanan yang diambil pendahulunya Ismail Haniyeh.
Baca Juga: Goyang Putin, AS Beri Sanksi Baru ke Media Rusia, Langsung Dibalas Ejekan
Selain itu, Hamas juga berkomitmen atas Ummah (Negara Islam), yang menjadi jantung dari poros perlawanan, di hadapan proyek Zionis.
Pada suratnya ke Nasrallah, Sinwar juga berjanji membela tempat suci umat Islam, khususnya Masjid Al-Aqsa di Yersalem.
“Kami akan melakukannya sampai pengusiran dan pemberantasan pendudukan dari tanah kami, dan pembentukan negara merdeka kami dengan kedaulatan penuh, dan ini kotanya Yerusalem,” tulis Sinwar
Surat Sinwar yang dibagikan dalam saluran Telegram Hizbullah itu, dituliskan untuk memuji perang Hizbullah melawan Israel, yang dimulai 8 Oktober.
Sinwar yang merupakan sosok yang paling diburu Israel, sudah tak terlihat sejak perang di Gaza terjadi.
Ia juga tak muncul di depan bulik selama nyaris setahun, hingga pada pekan ini.
Pada Selasa (10/9/2024), ia mengeluarkan pernyataan pertamanya sejak perang, menyelamati Presiden Aljazair Abdelmadjid Tebboune atas kemenangannya di pemilu.
Keesokan harinya, kantor Haniyeh mengeluarkan surat ucapan terima kasih atas kiriman duka cita karena kematian Haniyeh
Menurut analis sekaligus penulis dari Gaza, Muhammad Shehada, surat itu adalah upaya Sinwar menegaskan eksistensinya.
“Ia berupaya mengatakan, saya ada di sini, saya masih hidup, saya masih memimpin. Saya masih terus mengikut dan menyadari apa yang terjadi di luar Gaza,” kata Shehada.
“Ia ingin menunjukkan bahwa ia mampu mengoperasikan sejumlah front, front domestik, medan perang di Gaza, dan front diplomatik, mediasi,” ujarnya.
Menurut Shehada, target sebenarnya dari surat itu adalah Israel, yang mana Sinwar ingin menegaskan bahwa meski mereka berusaha menemukannya, ia masih bisa bekerja tanpa gangguan.
Sasaran selanjutnya menurut Shehada adalah Hamas sendiri.
“Rasa skeptis dari dalam gerakan itu, atau bahkan dari mediator seperti Qatar, Amerika Serikat (AS), dan Mesir, yang meragukan bahwa ia bisa memenuhi kepemimpinannya dari dalam terowongan di Gaza,” ujar Shehada.
Baca Juga: Trump Ancam Bakal Deportasi Massal Imigran Haiti, Menyerang dengan Klaim Pemakan Hewan Piaraan
Sinwar sendiri ditunjuk sebagai pemimpin politik Hamas, setelah Haniyeh dibunuh di Teheran, Iran, pada Juli lalu.
Sinwar lebih terlihat sebagai sosok garis keras, ketimbang pendahulunya dalam berurusan dengan Israel.
Ia juga lebih mengedepankan hubungan dan kerja sama yang dekat dengan Iran, dan kelompok sekutunya seperti Hizbullah.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : CNN Internasional