> >

Putin Terus Ancam Perang Terbuka dengan Barat dan Kiev Lewat Uji Coba Nuklir atau Serangan Langsung

Kompas dunia | 16 September 2024, 08:33 WIB
Putin ingatkan perang terbuka dengan NATO bila Kiev dapat izin gunakan rudal jarak jauh, Kamis (12/9/2024). Pasalnya, penargetan rudal dan pemrograman jalur penerbangan tidak dapat dilakukan sendiri oleh Kiev, namun oleh NATO, karena Ukraina tidak punya kemampuan infrastruktur militer yang memadai untuk itu. (Sumber: EPA-EFE / Straits Times)

MOSKOW, KOMPAS.TV — Pilihan Vladimir Putin untuk membalas jika Barat mengizinkan Ukraina menggunakan rudal jarak jauh menyerang Rusia bisa mencakup serangan terhadap aset militer Inggris atau, dalam situasi ekstrem, melakukan uji coba nuklir untuk menunjukkan niatnya, kata tiga analis.

“Siapa pun yang mencoba menghalangi kami atau menciptakan ancaman bagi negara dan rakyat kami, mereka harus tahu bahwa Rusia akan merespons secara langsung,” tegas pemimpin Kremlin tersebut.

“Dan konsekuensinya akan menjadi sesuatu yang belum pernah kalian saksikan sepanjang sejarah kalian,” tandas Putin dingin.

Saat ketegangan Timur-Barat atas Ukraina memasuki fase yang semakin berbahaya, Perdana Menteri Inggris Keir Starmer dan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden sedang membahas di Washington apakah akan mengizinkan Kiev menggunakan rudal jarak jauh ATACMS AS atau Storm Shadow Inggris untuk menyerang Rusia.

Putin, dalam peringatannya yang paling tegas sejauh ini, mengatakan Barat akan secara langsung berperang dengan Rusia jika langkah tersebut dilanjutkan.

Dia berjanji akan memberikan tanggapan yang "sesuai," namun tidak merinci langkah-langkahnya. Pada Juni, ia sempat berbicara mengenai opsi mempersenjatai musuh-musuh Barat dengan senjata Rusia untuk menyerang target-target Barat, serta menempatkan rudal konvensional yang bisa mencapai AS dan sekutu-sekutu Eropanya.

Ulrich Kuehn, pakar senjata dari Institute for Peace Research and Security Policy di Hamburg, mengatakan dia tidak menutup kemungkinan Putin memilih untuk mengirim pesan nuklir, misalnya dengan menguji coba senjata nuklir guna menakut-nakuti Barat.

"Ini akan menjadi eskalasi dramatis dalam konflik," ujarnya dalam wawancara. "Karena pertanyaannya adalah, apa lagi yang tersisa bagi Putin jika Barat tetap melanjutkan langkahnya, selain penggunaan nuklir secara nyata?"

Rusia belum melakukan uji coba senjata nuklir sejak 1990, setahun sebelum jatuhnya Uni Soviet. Sebuah ledakan nuklir akan menandai awal era yang jauh lebih berbahaya, lanjut Kuehn, sembari memperingatkan bahwa Putin mungkin merasa dirinya dipandang lemah dalam menanggapi peningkatan dukungan NATO terhadap Ukraina.

"Uji coba nuklir akan menjadi hal baru. Saya tidak akan mengesampingkan itu, dan hal ini sejalan dengan strategi Rusia yang telah mengguncang sejumlah perjanjian keamanan internasional selama beberapa tahun terakhir," tambahnya.

Baca Juga: Putin Peringatkan Barat: jika Kiev Serang Rusia dengan Rudal Jarak Jauh, Artinya Perang Terbuka

PM Inggris Keir Starmer, kanan, dan Menteri Luar Negeri David Lammy di kediaman duta besar Inggris di Washington, Jumat 13 September 2024, sebelum pertemuan mereka dengan Presiden AS Joe Biden. (Sumber: AP Photo)

Gerhard Mangott, spesialis keamanan dari Universitas Innsbruck di Austria, mengatakan dalam wawancara bahwa meskipun tidak mungkin, Rusia mungkin mengirim sinyal nuklir sebagai tanggapan.

"Mereka bisa melakukan uji coba nuklir. Semua persiapannya sudah ada. Mereka bisa meledakkan senjata nuklir taktis di timur Rusia untuk menunjukkan keseriusan saat mengatakan akan menggunakan nuklir."

Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, memperingatkan di Dewan Keamanan PBB bahwa NATO akan "menjadi pihak yang langsung terlibat dalam permusuhan melawan kekuatan nuklir" jika mengizinkan Ukraina menggunakan senjata jarak jauh untuk menyerang Rusia.

"Jangan lupa soal ini dan pikirkan konsekuensinya," kata Nebenzia.

Sebagai kekuatan nuklir terbesar di dunia, Rusia juga sedang meninjau doktrin nuklirnya, yaitu tentang kapan dan bagaimana Moskow akan menggunakan senjata nuklir.

Putin sedang didesak oleh kubu garis keras kebijakan luar negeri berpengaruh untuk membuat doktrin tersebut lebih fleksibel, membuka peluang serangan nuklir terbatas terhadap negara NATO.

Baca Juga: Lawan Tatanan Dunia Baru ala Barat, Menteri Pertahanan Negara BRICS Bertemu di St Petersburg Rusia

Rudal jelajah jarak jauh Storm Shadow jika ditembakkan ke wilayah timur laut Ukraina, varian ekspor senjata buatan Inggris-Prancis ini punya jangkauan yang cukup untuk mengincar kota-kota besar Rusia seperti Kursk, Belgorod, Voronezh, atau Sevastopol, serta sebagian besar Belarusia, termasuk ibu kotanya, Minsk. (Sumber: Malcolm Park Editorial)

Reaksi Inggris

Dalam kasus Inggris, kemungkinan besar Moskow akan menyatakan London telah beralih dari perang proksi menjadi agresi bersenjata langsung jika Kiev diizinkan menembakkan rudal Storm Shadow ke Rusia, kata mantan penasihat Kremlin Sergei Markov di Telegram.

Markov memprediksi, Rusia akan menutup Kedutaan Inggris di Moskow dan Kedutaan Rusia di London, menyerang drone dan pesawat Inggris di dekat Rusia, dan mungkin menembakkan rudal ke jet F-16 yang membawa Storm Shadow di pangkalan mereka di Rumania dan Polandia.

Putin pernah mencoba menarik garis merah bagi Barat sebelumnya, namun gagal, memicu Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy untuk meremehkan pentingnya garis-garis itu.

Namun, peringatan terbaru Putin tentang rudal jarak jauh dianggap oleh banyak pihak sebagai sesuatu yang akan ditindaklanjuti jika London atau Washington mengizinkan rudal mereka digunakan melawan Rusia.

Mangott dari Universitas Innsbruck mengatakan, bagaimana peringatan Putin ditayangkan berulang kali di televisi Rusia menciptakan ekspektasi bahwa Putin perlu memberikan tanggapan yang konkret.

Dmitry Peskov, juru bicara Putin, menegaskan pesan Putin sudah "sangat jelas dan tegas."

Markov menambahkan Rusia memutuskan untuk menghentikan strategi "merebus katak dengan api kecil," merujuk pada peningkatan bantuan Barat yang bertahap kepada Ukraina untuk menghindari respons keras Rusia.

"Langkah yang direncanakan Barat berikutnya adalah langkah kecil, namun itu melintasi garis merah dan kami akan dipaksa untuk merespons. Kami akan menganggap kalian sedang berperang dengan kami," kata Peskov.

Sergei Mironov, pemimpin partai politik pro-Kremlin, dalam pernyataan persnya mengatakan, "Saat kebenaran telah tiba bagi Barat, apakah mereka menginginkan perang skala penuh dengan Rusia?"

Baca Juga: Petinggi NATO: Perang Rusia-Ukraina Ancam Tatanan Dunia

Sistem Rudal Taktis Angkatan Darat (ATACMS) versi awal sedang diuji coba dulu. Para pejabat AS mengatakan Ukraina untuk pertama kalinya mulai menggunakan rudal balistik jarak jauh, yang disebut ATACMS, menyerang lapangan terbang militer Rusia di Krimea dan pasukan Rusia di wilayah pendudukan lainnya. (Sumber: AP Photo / US Army)

Eskalasi di Ukraina

Selain uji coba nuklir atau serangan terhadap aset Inggris, respons Rusia yang lebih dapat diprediksi mungkin termasuk meningkatkan serangan terhadap infrastruktur sipil Ukraina, kata Kuehn.

Mangott memprediksi Kiev akan menjadi sasaran utama tanggapan militer Rusia jika Barat memberikan lampu hijau, dan tidak memperkirakan serangan militer Rusia terhadap wilayah NATO.

Opsi lain termasuk eskalasi tindakan "hibrida" seperti sabotase di Eropa atau campur tangan dalam kampanye pemilu AS, kata Kuehn.

Mangott memperingatkan Barat tidak benar-benar tahu di mana garis merah Putin sebenarnya.

"Mengizinkan Ukraina menggunakan senjata Barat dengan bantuan citra satelit dan penasihat militer Barat sangat dekat dengan kepentingan vital Rusia," katanya.

"Jadi menurut saya, mereka yang mengatakan 'Tidak akan ada apa-apa, mari kita lakukan saja' salah besar."

 

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Straits Times


TERBARU