Debat Capres AS, Trump Klaim Bisa Hentikan Perang Rusia-Ukraina Segera, Tak Sebut Kiev Harus Menang
Kompas dunia | 11 September 2024, 16:04 WIBWASHINGTON, KOMPAS TV - Mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, dengan tegas menyatakan perang Rusia di Ukraina harus segera diakhiri. Namun, dalam debat presiden pada Selasa malam (10/9/2024) waktu setempat atau Rabu (11/9) waktu Indonesia, Trump dua kali menghindari pertanyaan langsung tentang apakah dia mendukung kemenangan Ukraina, sekutu AS.
Dalam debat tersebut, Trump mengeklaim perang tersebut telah menewaskan "jutaan" orang sejak invasi Rusia 2,5 tahun lalu, meskipun PBB hanya memverifikasi sekitar 11.700 kematian sipil hingga saat ini, menurut laporan Associated Press.
Trump juga menuduh tanpa bukti bahwa Wakil Presiden Kamala Harris, lawan politiknya dari Partai Demokrat, gagal menjalankan misi diplomatik beberapa hari sebelum invasi Rusia dimulai. Klaim ini dilontarkan Trump di tengah kekhawatiran bahwa jika Trump kembali ke Gedung Putih, posisinya bisa memaksa Ukraina menerima perjanjian damai yang menguntungkan Rusia, negara tetangga yang lebih kuat.
Dukungan militer dan finansial AS sangat penting bagi Ukraina untuk terus melawan serangan Rusia. Tanpa bantuan tersebut, Ukraina akan menghadapi kesulitan besar.
Moderator David Muir dari ABC News dua kali menekan Trump untuk memberikan jawaban jelas. “Apakah Anda ingin Ukraina memenangkan perang ini?” tanya Muir.
“Saya ingin perang ini berhenti,” jawab Trump. “Saya ingin menyelamatkan nyawa,” tambahnya, meskipun kembali mengeklaim bahwa "jutaan" orang telah tewas.
Ketika Muir kembali bertanya apakah menurut Trump "ini adalah kepentingan terbaik AS agar Ukraina memenangkan perang ini," Trump menjawab, "Saya pikir kepentingan terbaik AS adalah agar perang ini selesai dan segera diselesaikan."
Baca Juga: Debat Panas Donald Trump vs Kamala Harris soal Aborsi, Ras, dan Ekonomi
Trump beberapa kali menyatakan dia akan mampu mencapai kesepakatan damai antara Ukraina dan Rusia dalam satu hari jika terpilih kembali, meski dia belum menjelaskan bagaimana caranya. Hal ini memicu kekhawatiran bahwa kesepakatan yang dimaksud Trump bisa berarti Ukraina harus menyerahkan sebagian besar wilayahnya dan kedaulatannya kepada Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin sebelumnya menegaskan Ukraina harus melepaskan sejumlah besar wilayah dan menolak bergabung dengan NATO sebagai syarat untuk memulai negosiasi.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press / Kompas TV