AS Klaim Israel dan Hamas Setujui 14 dari 18 Paragraf Proposal Gencatan Senjata
Kompas dunia | 5 September 2024, 19:50 WIBTEL AVIV, KOMPAS.TV - Israel dan Hamas dilaporkan telah menyetujui 14 dari 18 paragraf proposal gencatan senjata yang ditawarkan negosiator.
Menurut pejabat senior pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden yang berbicara secara anonim, kedua belah pihak telah mencapai kesepakatan dalam 14 dari 18 paragraf dalam proposal tersebut meski masih terdapat beberapa isu yang menjadi perdebatan.
Dilansir The Associated Press, Kamis (5/9/2024), perbedaan teknis ditemukan pada satu paragraf dalam proposal, sementara tiga paragraf lainnya menunjukkan perbedaan mendalam.
Fokus utama dari tiga paragraf tersebut adalah mengenai jumlah tawanan Palestina yang akan dibebaskan sebagai imbalan untuk tawanan Israel selama fase pertama dari kesepakatan gencatan senjata yang direncanakan berlangsung dalam tiga tahap.
Perselisihan ini semakin rumit setelah enam tawanan Israel ditemukan tewas di Gaza. Israel menuding Hamas mengeksekusi mereka, tudingan yang dibantah Hamas.
Salah satu isu utama lainnya adalah keberadaan militer Israel di koridor Philadelphi, sebuah jalur sepanjang 14,5 kilometer di sepanjang perbatasan selatan Jalur Gaza dan Mesir.
Baca Juga: AS Dakwa 6 Pemimpin Hamas, Peran Washington sebagai Mediator Gencatan Senjata Dipertanyakan
Hamas menegaskan kehadiran militer Israel di kawasan tersebut bertentangan dengan kesepakatan yang menyebutkan bahwa Israel harus sepenuhnya keluar dari Gaza.
Namun, pejabat AS tersebut mengungkapkan bahwa koridor Philadelphi tidak secara langsung disebutkan dalam proposal gencatan senjata.
Kendati terdapat kemajuan dalam negosiasi, tantangan besar juga muncul dari dalam Israel.
Anggota koalisi sayap kanan, termasuk Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich dan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, menolak gencatan senjata.
Sementara Israel terus melancarkan serangan ke Gaza dan Tepi Barat, wilayah Palestina lainnya yang mereka duduki sejak 1967.
Dilansir Al Jazeera, pada Rabu (4/9/2024), pasukan Israel membunuh sedikitnya 18 warga Palestina di Gaza.
Sedangkan di Jenin, Tepi Barat, Israel memaksa sekitar 4.000 orang meninggalkan rumah-rumah mereka di bawah todongan senjata.
Pejabat pemerintahan Biden mengaku frustrasi terhadap sikap anggota koalisi sayap kanan Israel.
Mereka menilai penolakan terhadap kesepakatan gencatan senjata justru lebih berisiko terhadap keamanan jangka panjang Israel daripada menyetujui kesepakatan tersebut.
Baca Juga: Protes Berlanjut di Tel Aviv, Warga Israel Desak Pemerintah Segera Capai Gencatan Senjata
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press