Badan Pengawas Nuklir PBB Peringatkan Kondisi Sangat Rapuh di PLTN Zaporizhzhia Ukraina
Kompas dunia | 4 September 2024, 10:23 WIBKIEV, KOMPAS.TV - Kepala Badan Pengawas Nuklir Perserikatan Bangsa-Bangsa (IAEA) Rafael Mariano Grossi menyampaikan peringatan keras terkait kondisi di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Zaporizhzhia di Ukraina.
Dalam kunjungan kesepuluhnya ke Ukraina sejak perang dengan Rusia dimulai pada Februari 2022, Grossi menegaskan komitmen untuk memperluas cakupan inspeksi IAEA guna mencakup pasokan listrik kritis yang mendukung operasional PLTN.
Peringatan tersebut disampaikan usai Grossi bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy di Kiev, Selasa (3/9/2024).
"Situasi di stasiun ini sangat rapuh. Pembangkit listrik tersebut hampir mengalami pemadaman total. Kita sudah mengalami delapan kali pemadaman sebelumnya. Jika tidak ada daya, tidak ada pendinginan. Tanpa pendinginan, mungkin akan terjadi bencana," ujar Grossi dikutip dari The Associated Press.
Grossi sedang dalam perjalanan menuju PLTN Zaporizhzhia setelah mengadakan pertemuan dengan Zelenskyy dan pejabat energi Ukraina.
Sebelumnya, melalui akun media sosialnya, Grossi menyatakan bahwa dia akan menuju ke Zaporizhzhia untuk membantu mencegah terjadinya kecelakaan nuklir.
Fasilitas PLTN tersebut berada di bawah kendali Rusia sejak invasi penuh dilakukan pada Februari 2022.
Pada Senin (2/9/2024), terjadi serangan artileri di wilayah sekitar Zaporizhzhia yang menyebabkan kerusakan pada akses daya ke fasilitas tersebut.
Energoatom, operator nuklir Ukraina, menyalahkan Rusia atas serangan tersebut dan memperingatkan bahwa situasi darurat bisa terjadi jika jalur listrik kedua juga mengalami kerusakan.
"Serangan artileri Rusia merusak salah satu dari dua jalur listrik eksternal yang menghubungkan PLTN Zaporizhzhia dengan sistem listrik Ukraina," demikian pernyataan Energoatom di Telegram.
Baca Juga: Rusia Kirim Serangan Rudal Balistik ke Kota Ukraina, Kiev: Sedikitnya 50 Orang Terbunuh
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press