> >

Biden Kritik Netanyahu, Nilai PM Israel Tidak Berusaha Capai Gencatan Senjata di Gaza

Kompas dunia | 3 September 2024, 13:12 WIB
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden berpidato di Gedung Putih, Rabu (24/7/2024). (Sumber: AP News)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden secara terbuka mengkritik Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Biden menyatakan pemimpin Israel tersebut tidak melakukan cukup usaha untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza. 

Biden mengungkapkan, AS "sangat dekat" untuk menyelesaikan proposal final yang diharapkan dapat memfasilitasi pembebasan tawanan Israel yang ditahan di Gaza. 

Namun, ketika ditanya oleh wartawan di luar Gedung Putih pada Senin (2/9/2024) apakah Netanyahu telah berusaha cukup keras untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Hamas, Biden menjawab singkat, "Tidak."

Pernyataan Biden ini menjadi salah satu kritik paling terbuka yang pernah disampaikan oleh Presiden AS terhadap Netanyahu. 

Meski terkesan singkat dan tidak terencana, komentar ini menggarisbawahi ketidakpuasan Washington terhadap pendekatan Netanyahu dalam menangani konflik yang telah berlangsung selama hampir setahun tersebut.

Ketegangan antara AS dan Israel semakin terlihat jelas dalam beberapa bulan terakhir, terutama di kalangan pendukung Partai Demokrat yang menentang perang Israel di Gaza.

Sejak perang dimulai pada Oktober lalu, Washington telah memveto tiga resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata di Gaza. 

AS juga menahan diri dari memberikan dukungan penuh dalam resolusi lain yang menuntut penghentian segera konflik tersebut.

Dilansir dari Al Jazeera, Biden mengindikasikan bahwa tim diplomatiknya sudah hampir menyelesaikan proposal akhir untuk diserahkan kepada kedua pihak. 

Baca Juga: Hamas-Netanyahu Saling Menyalahkan Usai Jasad 6 Sandera Israel Ditemukan di Gaza

Proposal ini, yang disebut sebagai bridging proposal atau proposal jembatan, bertujuan untuk mengakhiri konflik dengan beberapa tahapan, dimulai dengan penghentian sementara pertempuran selama enam minggu dan diikuti oleh pembebasan tawanan dari kedua belah pihak.

Namun, terlepas dari penerimaan Netanyahu terhadap proposal ini, ia tetap bersikeras bahwa Israel harus mempertahankan kontrol atas Koridor Philadelphi, sebuah jalur sempit di perbatasan Gaza-Mesir yang menurut Israel digunakan oleh Hamas untuk menyelundupkan senjata. 

Hamas dan pemerintah Mesir membantah adanya aktivitas penyelundupan tersebut, sementara Hamas menolak keras kehadiran Israel di wilayah itu.

Kritik Biden terhadap Netanyahu dianggap oleh kelompok Hamas sebagai pengakuan Amerika bahwa Israel menghambat upaya mencapai kesepakatan gencatan senjata. 

Sami Abu Zuhri, pejabat senior Hamas, mengatakan bahwa kelompoknya siap merespons positif setiap proposal yang dapat menjamin gencatan senjata dan penarikan penuh Israel dari Gaza.

Di dalam negeri, Netanyahu menghadapi tekanan yang semakin besar dari rakyatnya sendiri. Ribuan warga Israel turun ke jalan untuk memprotes lambatnya proses pembebasan tawanan. 

Serikat buruh terbesar di Israel juga melancarkan aksi mogok sebagai bentuk tekanan terhadap pemerintah untuk segera mencapai kesepakatan.

Perang yang dipicu oleh serangan mendadak Hamas pada 7 Oktober lalu telah menewaskan lebih dari 1.100 warga Israel dan menyebabkan sekitar 250 orang lainnya ditawan. 

Sementara itu, lebih dari 40.000 warga Palestina dilaporkan tewas sejak Israel melancarkan serangan balasan ke Gaza, dengan hampir seluruh populasi Gaza yang berjumlah 2,3 juta orang terpaksa mengungsi.

Baca Juga: 6 Sandera Israel Tewas di Gaza, Seruan Pemogokan Besar Menggema Jika Gencatan Senjata Tak Tercapai

 

 

Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Al Jazeera


TERBARU