Rencana Paus Fransiskus Kunjungi Terowongan yang Hubungkan Istiqlal-Katedral Disorot Media Asing
Kompas dunia | 2 September 2024, 13:31 WIBJAKARTA, KOMPAS.TV - Rencana pemimpin umat Katolik Paus Fransiskus mengunjungi terowongan yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral disorot media asing.
Paus Fransiskus akan mengunjungi Indonesia sejak Selasa (3/8/2024) hingga Jumat (6/8/2024).
Salah satu tempat yang akan dikunjungi oleh Paus Fransiskus adalah Masjid Istiqlal.
Baca Juga: Paus Fransiskus Berangkat ke Indonesia Sore Nanti, Gunakan Pesawat dengan Teknologi Inovatif
Pada kesempatan itu, Paus Fransiskus juga akan mengunjungi Terowongan Silaturahmi, yakni sebuah terowongan bawah tanah yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral.
Adalah Associated Press yang ikut menyoroti rencana Paus Fransiskus tersebut.
“Paus Fransiskus menyukai persaudaraan dan keharmonisan antaragama, dan tak ada simbol toleransi beragama yang lebih baik di awal perjalanannya, selain ‘terowongan Silaturahmi’ bawah tanah yang menghbungan Masjid Istiqlal dengan katedral Katolik di negara itu,” tulis Associated Press.
Media tersebut mengungkapkan Paus Fransiskus akan mengunjungi terowongan tersebut bersama Imam Besar Masjid Istiqlal Nasarudin Umar.
Setelahnya, ia akan ambil bagian dalam pertemuan antar-umat beragama, dan menandatangani deklarasi bersama.
Baca Juga: Paus Fransiskus Berangkat ke Indonesia Sore Nanti, Gunakan Pesawat dengan Teknologi Inovatif
“Paus Fransiskus telah membuat meningkatnya hubungan Kekristenan dan Muslim sebagai prioritas, dan kerap menggunakan perjalanannya ke luar negeri untuk mempromosilkan agendanya sebagai pemimpin agama berkomitmen untuk perdamaian, dan toleransi, dan meninggalkan kekerasan atas nama Tuhan,” lanjut media Amerika Serikat (AS) itu.
Menurut Associated Press, Paus Fransiskus ingin menyoroti tradisi toleransi beragama di Indonesia, dan merayakannya sebagai pesan yang lebih luas.
Indonesia sendiri merupakan rumah bagi mayoritas umat Muslim, meski begitu mengakui lima agama lainnya, Buddha, Hindu, Protestan, Katolik dan juga Kong Hu-chu.
Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada
Sumber : Associated Press