Putin Pastikan Kunjungi Mongolia meski Ada Surat Penangkapan dari ICC
Kompas dunia | 30 Agustus 2024, 23:05 WIBMOSKOW, KOMPAS.TV - Presiden Rusia Vladimir Putin akan mengunjungi Mongolia minggu depan, meskipun negara tersebut merupakan anggota Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) yang telah mengeluarkan surat penangkapan untuk dirinya.
Kunjungan yang dijadwalkan pada 3 September ini akan menjadi perjalanan pertama Putin ke negara anggota ICC sejak lembaga itu mengeluarkan surat penangkapan pada Maret 2023.
Surat tersebut menuduh Putin terlibat dalam deportasi ilegal anak-anak Ukraina ke Rusia dan wilayah yang dikuasai Rusia.
Juru Bicara Presiden Rusia, Dmitry Peskov, Jumat (30/8/2024), menyatakan Kremlin tidak khawatir dengan partisipasi Mongolia di ICC karena Rusia dan Mongolia memiliki "dialog yang sangat baik."
Peskov menegaskan semua aspek kunjungan telah direncanakan dengan cermat. "Kami tidak khawatir; kami memiliki dialog yang sangat baik dengan teman-teman kami di Mongolia," ujarnya.
Pada 17 Maret 2023, ICC mengeluarkan surat penangkapan terhadap Putin dan Komisioner Hak Anak Rusia, Maria Lvova-Belova, atas tuduhan "deportasi ilegal" anak-anak Ukraina.
Kemudian pada 25 Juni 2024, ICC juga mengeluarkan surat penangkapan untuk Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Sergey Shoigu dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Rusia Valery Gerasimov.
Kunjungan ini dilakukan atas undangan Presiden Mongolia, Ukhnaa Khurelsukh. Peskov mengulangi bahwa "Kami memiliki dialog yang sangat baik dengan teman-teman kami di Mongolia."
Baca Juga: Otoritas Palestina Bakal Daftar BRICS, Vladimir Putin Undang Abbas ke KTT Oktober
Berdasarkan Statuta Roma, yang merupakan dasar dari ICC, negara anggota berkewajiban menahan tersangka yang telah menerima surat penangkapan jika mereka berada di wilayahnya. Namun, ICC tidak memiliki mekanisme penegakan hukum yang efektif.
Surat penangkapan untuk Putin ini adalah yang pertama terhadap pemimpin salah satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Sejak surat tersebut dikeluarkan, Putin telah menghindari perjalanan ke negara anggota ICC dan menganggap surat penangkapan itu "tidak sah."
Tahun lalu, Putin tidak hadir dalam pertemuan puncak BRICS di Johannesburg, Afrika Selatan, setelah negara tersebut meminta agar ia tidak datang untuk menghindari krisis diplomatik.
Sebaliknya, Putin mengikuti pertemuan melalui videolink dan menggunakan kesempatan itu untuk mengkritik Barat.
Tahun lalu, Armenia menambah ketegangan dengan Rusia setelah bergabung dengan ICC, namun pejabat Armenia segera meyakinkan Rusia bahwa Putin tidak akan ditangkap jika berkunjung ke negara tersebut.
Mongolia menandatangani Statuta Roma pada tahun 2000 dan meratifikasinya pada tahun 2002.
Kremlin menyatakan bahwa selama di Mongolia, Putin akan mengadakan pembicaraan dengan Khurelsukh dan pejabat tinggi Mongolia lainnya, serta menghadiri “acara seremonial untuk memperingati 85 tahun kemenangan bersama pasukan Soviet dan Mongolia atas militer Jepang di Sungai Khalkhin Gol.”
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : TASS