Indonesia Gelar Latihan Militer Multinasional Besar-besaran, 1.800 Tentara AS Terjun ke Situbondo
Kompas dunia | 27 Agustus 2024, 07:22 WIBSIDOARJO, KOMPAS TV – Ribuan personel militer dari Indonesia, Amerika Serikat, dan delapan negara lain memulai latihan gabungan selama dua minggu sejak hari Senin, 26 Agustus 2024, dengan fokus pada peningkatan kemampuan bersama di kawasan Asia-Pasifik.
Latihan tahunan ini, yang dikenal sebagai Super Garuda Shield, dimulai di Sidoarjo, Jawa Timur, dengan Indonesia mengerahkan lebih dari 4.400 prajurit.
Militer Indonesia menyatakan sekitar 1.800 prajurit Amerika Serikat dan beberapa ratus personel dari negara lain juga turut serta.
Rudy Hernawan, juru bicara militer Indonesia, menegaskan latihan ini bertujuan untuk meningkatkan kerja sama militer antarnegara, khususnya keterampilan interoperabilitas.
Kawasan Asia-Pasifik, terutama Laut China Selatan, telah mengalami peningkatan ketegangan pada 2024, dengan sengketa antara negara-negara pesisir yang mengklaim kedaulatan atas pulau-pulau dan jalur air yang diperebutkan.
Latihan Super Garuda Shield, yang pertama kali digelar pada 2007, kini berkembang menjadi "acara gabungan/multinasional kelas dunia yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan kolektif kita," kata Mayor Jenderal Joseph Harris, Komandan Pasukan Udara Hawaii.
Baca Juga: Tentara AS Meninggal di Karawang, Latihan Super Garuda Shield Tetap Dilanjutkan
Program ini mencakup pertukaran akademis ahli, lokakarya pengembangan profesional, latihan komando dan pengendalian, serta pelatihan lapangan yang akan ditutup dengan acara penembakan langsung, tambahnya.
Pelatihan ini juga mencakup latihan staf dan siber, operasi udara, serangan gabungan, latihan amfibi, dan simulasi operasi darat.
Jenderal Charles Flynn, komandan jenderal Angkatan Darat AS Pasifik, mengatakan dalam sebuah pernyataan pekan lalu bahwa latihan ini menunjukkan komitmen terhadap Indo-Pasifik yang aman, stabil, dan terjamin.
Latihan ini akan berlangsung hingga 6 September di berbagai lokasi di seluruh Indonesia, dan juga diikuti oleh peserta dari Australia, Jepang, Inggris, Singapura, Korea Selatan, Kanada, Selandia Baru, dan Prancis.
Brazil, Jerman, Malaysia, Filipina, Thailand, Belanda, Timor Leste, dan Papua Nugini turut serta sebagai negara pengamat.
Meskipun ada kekhawatiran di Asia Tenggara terkait kemungkinan eskalasi di Laut China Selatan, terutama setelah lebih dari setahun ketegangan antara kapal-kapal China dan Filipina, Rudy Hernawan menekankan bahwa latihan ini tidak terkait langsung dengan situasi di Laut China Selatan.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Straits Times / Mabes TNI