Telegram Akhirnya Buka Suara Usai CEO Pavel Durov Ditangkap, Lakukan Pembelaan Diri
Kompas dunia | 26 Agustus 2024, 16:18 WIBTelegram mengatakan Durov cukup sering bepergian ke Eropa, dan menambahkan bahwa dirinya mematuhi hukum Uni Eropa (UE), termasuk Undang Undang (UU) Pelayanan Digital.
UU tersebut bertujuan memastikan lingkungan online yang aman dan akuntabel.
“Hampir miliaran pengguna secara global menggunakan Telegram, sebagai sarana komunikasi, dan sebagai sumber vital informasi,” bunyi pernyataan Telegram.
“Kami tengah menunggu resolusi terbaik dari situasi ini. Telegram bersama Anda semua,” tambahnya.
Sumber peradilan mengatakan bahwa penahanan Durov diperpanjang pada Minggu (25/8/2024), dan bisa berlangsung selama 96 jam.
Durov lahir di Rusia dan kini tinggal di Dubai, Uni Emirat Arab, tempat kantor pusat Telegram berada.
Ia pun memiliki kewarganegaraan Prancis dan Uni Emirat Arab.
Baca Juga: Atlet Korea Utara yang Selfie dengan Atlet Korsel di Olimpiade 2024 Terancam Dihukum Kim Jong-Un
Telegram sendiri popular di Rusia, Ukraina dan negara Uni Soviet.
Aplikasi itu sempat dilarang di Rusia pada 2018, setelah menolak membagikan data pengguna ke Pemerintah Rusia.
Namun, pelarangan tersebut akhirnya dicabut pada 2021.
Penulis : Haryo Jati Editor : Gading-Persada
Sumber : BBC Internasional