> >

Konvensi Partai Demokrat di AS Berakhir, Tantangan bagi Capres Kamala Harris Langsung Menghadang

Kompas dunia | 24 Agustus 2024, 07:21 WIB
Calon presiden dari Partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris, berpidato selama Konvensi Nasional Demokrat pada hari Kamis, 22 Agustus 2024, di Chicago. (Sumber: AP Photo)

CHICAGO, KOMPAS TV - Sepanjang konvensi Demokrat yang meriah di Chicago, para politisi memperkirakan Kamala Harris akan mengalahkan Donald Trump. Harris digambarkan sebagai sosok bersejarah, simbol harapan, "presiden untuk kebahagiaan."

Namun, di tengah optimisme tersebut, mantan ibu negara Michelle Obama memberikan peringatan: "Seberapa baik pun perasaan kita hari ini atau besok, ini akan menjadi pertarungan yang berat."

Peringatan Michelle Obama nyaris tenggelam dalam kegembiraan yang melanda arena konvensi berkapasitas 17.000 orang di pusat kota Chicago. Namun, ketika para aktivis, operator politik, dan pemimpin partai Demokrat mulai menyebar ke seluruh Amerika, kenyataan pahit muncul: tantangan sebenarnya untuk Harris baru saja dimulai.

Lebih dari sebulan setelah Presiden Joe Biden mundur dan mendukungnya, Harris belum memberikan rencana detail tentang kebijakan yang akan diambil jika ia menjadi presiden.

Belum ada wawancara media yang komprehensif untuk menghadapi pertanyaan sulit tentang perubahan pendiriannya dalam beberapa tahun terakhir, gaya kepemimpinannya, dan fokus pada isu ras serta gender dalam kampanye bersejarahnya ini.

"Kita tidak bisa menutup mata. Dia adalah perempuan kulit hitam. Standarnya akan lebih tinggi untuk segalanya," kata John Anzalone, seorang jajak pendapat yang telah bekerja untuk tiga calon presiden Demokrat terakhir. "Dan tebak apa? Itu berarti, kesalahan juga akan diperbesar."

Baca Juga: Survei Pilpres AS Ungkap Kamala Harris Unggul Tipis dari Donald Trump di 6 Negara Bagian Kunci

Calon presiden dari Partai Demokrat, Wakil Presiden Kamala Harris, bersama Second Gentlemen Douglas Emhoff dan calon wakil presiden dari Partai Demokrat, Gubernur Minnesota Tim Walz, bersama istrinya, Gwen Walz, merayakan kemenangan dalam Konvensi Nasional Partai Demokrat, Kamis, 22 Agustus 2024, di Chicago. (Sumber: AP Photo)

Sementara itu, sekutu Harris mengakui banyak pemilih masih belum sepenuhnya mengenalinya, mengingat ia sering berada di bawah bayang-bayang Biden selama empat tahun terakhir. Ketidakjelasan ini dapat menjadi peluang sekaligus risiko.

"Masalah dengan wakil presiden adalah tidak ada yang tahu siapa Anda. Keuntungan menjadi wakil presiden adalah tidak ada yang tahu siapa Anda," kata David Axelrod, mantan kepala strategi Presiden Barack Obama.

Harris hanya memiliki waktu lebih dari dua minggu untuk bersiap menghadapi satu-satunya debat presiden melawan Trump pada 10 September mendatang, yang bisa saja mengubah arah kampanye secara dramatis. Dalam debat presiden pertama, Biden secara efektif dipaksa keluar dari pencalonan.

Untuk saat ini, tim Harris tidak merasa perlu untuk segera merilis platform kebijakan yang lengkap atau melakukan wawancara media yang bisa membahayakan aura positif kampanyenya, yang telah menghasilkan banjir donasi dan semakin banyak sukarelawan di negara bagian penentu kemenangan.

Dalam serangkaian pertemuan sepanjang pekan konvensi, penasihat Harris menggambarkan agenda kebijakannya sebagai kelanjutan dan perluasan pencapaian periode pertama Biden, khususnya dalam urusan ekonomi, meski mungkin tampil dan terdengar berbeda dalam beberapa hal.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Associated Press


TERBARU