> >

Hamas dan Jihad Islam Umumkan Syarat Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Israel

Kompas dunia | 23 Agustus 2024, 07:19 WIB
Pemimpin Hamas Yahya Sinwar. Kelompok Palestina, Hamas, dan gerakan Jihad Islam hari Kamis, 22/8/2024, menegaskan syarat-syarat mereka untuk setiap kesepakatan dengan Israel, (Sumber: AP Photo/Adel Hana, File)

ISTANBUL, KOMPAS TV – Kelompok Palestina, Hamas, dan gerakan Jihad Islam menegaskan syarat-syarat mereka untuk setiap kesepakatan dengan Israel, yang mencakup penghentian perang di Gaza, penarikan penuh Israel, rekonstruksi, penghentian blokade, dan pertukaran tahanan yang serius.

Hal ini diuraikan dalam pernyataan yang dirilis oleh Hamas setelah pertemuan yang dihadiri oleh Mohamed Ismail Darwish, kepala Dewan Syura Hamas, Sekretaris Jenderal Jihad Islam Ziad al-Nakhala, dan wakilnya Mohamed Hindi. Meskipun lokasi pertemuan tidak disebutkan, pertemuan ini dilaporkan oleh Anadolu pada Kamis, 22 Agustus 2024.

Menurut pernyataan tersebut, kedua kelompok menekankan perlunya memastikan pengiriman bantuan kemanusiaan yang cepat ke Gaza terlepas dari hasil negosiasi tentang penghentian perang.

Pertemuan tersebut menegaskan pentingnya menghentikan agresi Israel dan perang di Gaza, menghukum para pemimpin pendudukan atas kejahatan mereka terhadap kemanusiaan, serta meninjau perkembangan di lapangan dan ketahanan kemampuan perlawanan untuk menyerang di seluruh wilayah Palestina yang diduduki.

Baca Juga: Bocoran Orang Dalam: Netanyahu Sengaja Halangi Kesepakatan Gencatan Senjata dengan Hamas

Foto terakhir Ismail Haniyeh, tengah. Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei, kanan, berbicara dengan kepala Hamas Ismail Haniyeh, tengah, dan pemimpin kelompok Jihad Islam Palestina Ziad Nakhaleh dalam sebuah pertemuan di Teheran, Iran, Selasa, 30 Juli 2024. (Sumber: AP Photo)

Progres Negosiasi dan Syarat Kesepakatan

Terkait negosiasi gencatan senjata, para peserta meninjau kemajuan negosiasi tidak langsung dan sikap menghalangi kekuatan pendudukan yang menghambat upaya para mediator untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan.

Mereka menegaskan bahwa setiap kesepakatan harus mencapai penghentian agresi secara menyeluruh, penarikan penuh Israel dari wilayah tersebut, dimulainya rekonstruksi, penghentian blokade, dan kesepakatan pertukaran tahanan yang serius.

Para pemimpin pendudukan dipersalahkan atas gagalnya upaya para mediator (Qatar dan Mesir) karena bersikeras melanjutkan agresi dan menyangkal apa yang telah disepakati pada tahap-tahap sebelumnya, terutama proposal yang diterima oleh Hamas pada 2 Juli.

Baca Juga: Fatah Ungkap Israel Bunuh Komandan Militernya, Disebut Upaya Zionis Mulai Perang Berskala Penuh

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada 6 Mei 2024. Mesir, sebagai mediator utama konflik Gaza, mengungkapkan keraguannya hari Rabu, 21 Agustus 2024, terhadap usulan terbaru yang diharapkan bisa menjembatani perbedaan dalam pembicaraan gencatan senjata antara Israel dan Hamas. (Sumber: AP Photo)

Posisi Israel dan Reaksi Internasional

Pertemuan ini diadakan setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersikeras untuk tidak menarik pasukan dari Koridor Philadelphi di perbatasan dengan Mesir dan Koridor Netzarim yang memisahkan utara dan selatan Gaza.

Presiden AS Joe Biden berbicara dengan Netanyahu pada Rabu malam untuk membahas perkembangan negosiasi.

Pada hari Selasa, surat kabar Ibrani Maariv melaporkan bahwa Netanyahu mengatakan kepada perwakilan keluarga tahanan Israel di Gaza bahwa "Israel tidak akan, dalam keadaan apa pun, meninggalkan Koridor Philadelphi dan Poros Netzarim, meskipun ada tekanan besar untuk melakukannya."

Israel terus melanjutkan ofensif brutalnya di Jalur Gaza setelah serangan oleh kelompok perlawanan Palestina, Hamas, pada 7 Oktober lalu, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera.

Baca Juga: Mesir Pesimistis Kesepakatan Gencatan Senjata Akan Tercapai usai Sabotase Netanyahu Terbongkar

Seorang wanita meratapi jasad anak dan suaminya yang tewas oleh pemboman tentara Israel di Jalur Gaza, Selasa 5 Desember 2023. Mediator pembicaraan gencatan senjata Perang Gaza hari Jumat, 16/8/2024, menyatakan pembahasan poin perundingan dua hari telah selesai. (Sumber: AP Photo)

Krisis Kemanusiaan dan Tuduhan Genosida

Konflik ini telah menyebabkan lebih dari 40.300 kematian warga Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak, serta lebih dari 92.740 cedera, menurut otoritas kesehatan setempat.

Blokade yang terus berlangsung di Gaza telah menyebabkan kekurangan pangan, air bersih, dan obat-obatan yang parah, meninggalkan sebagian besar wilayah tersebut dalam kehancuran.

Israel menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional ICJ, yang memerintahkan penghentian operasi militer di kota Rafah di selatan, di mana lebih dari satu juta warga Palestina telah mencari perlindungan sebelum daerah tersebut diinvasi pada 6 Mei.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Desy-Afrianti

Sumber : Anadolu


TERBARU