> >

Hamas Ungkap ke Turki: Perundingan Gencatan Senjata Mandek, Israel Tak Merespons

Kompas dunia | 19 Agustus 2024, 22:30 WIB
Unjuk rasa menentang Netanyahu. Hamas, mengungkapkan kepada Turki meskipun Amerika Serikat menyebarkan berita positif tentang kemajuan negosiasi gencatan senjata Gaza dan pembebasan sandera, kenyataannya jauh dari itu. (Sumber: Anadolu )

KAIRO, KOMPAS.TV - Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, mengungkapkan kepada Turki, meskipun Amerika Serikat (AS) menyebarkan berita positif tentang kemajuan negosiasi gencatan senjata Gaza dan pembebasan sandera, kenyataan sesungguhnya jauh dari itu.

Israel bahkan tidak menanggapi proposal dari mediator dalam pembicaraan terakhir, seperti laporan Anadolu, Senin (19/8/2024).

Menurut sumber diplomatik Turki, pejabat Hamas menghubungi Turki dan menjelaskan situasi sebenarnya. Mereka mengatakan bahwa meskipun AS menggambarkan kemajuan negosiasi dengan optimisme, Israel tidak menunjukkan iktikad baik.

Hamas menyebutkan bahwa syarat yang diajukan Israel bahkan lebih buruk dibandingkan dengan rencana yang didukung oleh Dewan Keamanan PBB pada 10 Juni dan yang disetujui Hamas pada 2 Juli.

Israel meminta agar Hamas menerima kehadiran Israel di Koridor Philadelphi, mengendalikan pos-pos pemeriksaan di Koridor Netzarim, serta memantau warga Gaza yang melintas dari selatan ke utara. Israel juga meminta agar 100 nama dari daftar 300 tahanan Hamas dikeluarkan.

Selain itu, Israel ingin mengusir 200 warga Palestina dari Gaza dan Ramallah. Hamas mengeklaim bahwa Israel tidak merespons proposal mediator dan menuduh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu ingin memperpanjang operasi militer.

Baca Juga: Israel Bersikeras Kuasai Koridor Philadelphi di Gaza, Perundingan dengan Hamas Terancam Mentah Lagi

Antony Blinken, kiri, bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog, di Tel Aviv, Israel, Senin, 19 Agustus 2024. Blinken, hari Senin, 19/8/2024, mengatakan saat ini mungkin adalah kesempatan terakhir untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza. (Sumber: AP Photo )

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken hari Senin mengatakan saat ini mungkin "kesempatan terakhir" untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata di Gaza, yang juga akan mengembalikan para sandera yang ditahan Hamas dan meringankan penderitaan rakyat Palestina setelah 10 bulan konflik.

Kunjungan ini adalah yang kesembilan kali Blinken ke Timur Tengah sejak konflik dimulai. 

Meskipun ada optimisme dari mediator seperti AS, Hamas masih tidak puas dengan proposal terbaru, sementara Israel enggan berkompromi.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Anadolu


TERBARU