Rezim Kim Jong-Un Kutuk Serangan Ukraina ke Rusia, Serukan Dukungan Korea Utara untuk Moskow
Kompas dunia | 19 Agustus 2024, 12:03 WIBPYONGYANG, KOMPAS.TV - Rezim Kim Jong-un di Korea Utara mengutuk serangan Ukraina ke Rusia yang dilakukan nyaris dua pekan lalu.
Korea Utara pada Minggu (18/8/2024) mengungkapkan, serangan Ukraina itu tak termaafkan, dan merupakan aksi teror yang didukung Amerika Serikat (AS) dan Barat.
Pyongyang pun menyerukan, mereka akan selalu berada di belakang Rusia, dan menyebut sekutunya itu berusaha melindungi kedaulatannya.
Baca Juga: Ukraina Makin Gencar Serang Rusia, Hancurkan Jembatan Strategis Kedua dalam Sepekan
“Ukraina masuk ke Rusia merupakan produk dari kebijakan anti-Rusia oleh AS, yang berusaha mendorong situasi ke Perang Dunia III,” ungkap Kantor Berita Korea Utara KCNA, mengutip pernyataan Kementerian Luar Negeri Korea Utara seperti dilansir dari Anadolu Agency.
“Kami dengan tegas mengutuk serangan senjata ke wilayah Rusia oleh rezim bonek (Presiden Ukraina Volodymyr) Zelenskyy di bawah kontrol AS, dan juga Barat, atas aksi tak termaafkan, agresi dan teror itu,” lanjut pernyataan tersebut.
Pyongyang dan Moskow memang telah meningkatkan hubungannya ke kerja sama strategis selama beberapa bulan terakhir.
Kedua pihak menandatangani kesepakatan kerja sama strategis yang komprehensif ketika Presiden Rusia Vladimir Putin berkunjung ke Pyongyang pada Juni.
Ukraina melakukan serangan ke wilayah Rusia di perbatasan, Kursk sejak Selasa (6/8/2024).
Meski Rusia mengatakan telah mencegat serangan itu, hingga kini tentara Ukraina berhasil menduduki wilayah tersebut.
Ukraina dilaporkan telah menghancurkan dua jembatan penting di Kursk, yang akan menghambat pasokan ke tentara Rusia.
Aksi Ukraina merupakan respons dari invasi Rusia ke negara tetangganya tersebut sejak Februari 2024.
Zelenskyy bahkan mengatakan, tentaranya tengah memperkuat posisi dan akan merebut wilayah Rusia lainnya.
Baca Juga: Hamas Tolak Syarat Israel untuk Gencatan Senjata gegara Netanyahu Ingin Kuasai Koridor Philadelphi
“Operasi kami di wilayah Kursk masih menimbulkan kerugian pada tentara Rusia dan negara Rusia, industri pertahanan dan perekonomian mereka,” ucapnya dikutip dari BBC Internasional..
Ia juga menyatakan, hal ini lebih dari sekadar pertahanan bagi Ukraina.
Tujuannya adalah menghancurkan sebanyak mungkin potensi perang Rusia dan melakukan tindakan serangan balasan secara maksimal.
Penulis : Haryo Jati Editor : Deni-Muliya
Sumber : Anadolu Agency.BBC Internasional