Palang Merah Tingkatkan Respons terhadap Lonjakan Kasus Mpox di Afrika
Kompas dunia | 18 Agustus 2024, 00:00 WIBJOHANNESBURG, KOMPAS.TV - Federasi Internasional Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) pada Jumat (16/8/2024) mengumumkan peningkatan upaya respons terhadap lonjakan kasus mpox yang melanda Afrika.
Pengumuman tersebut menyusul deklarasi darurat kesehatan publik oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika (Africa CDC) yang menyatakan wabah ini sebagai ancaman kesehatan berskala internasional dan kontinental.
IFRC mengungkapkan bahwa mereka berada di garis depan dalam penanganan wabah mpox di Afrika dengan memanfaatkan pengalaman luas yang mereka peroleh dari menangani wabah sebelumnya seperti Ebola dan COVID-19.
Dalam pernyataannya, IFRC menyebutkan bahwa mereka mengerahkan jaringan yang terdiri dari lebih dari 4 juta relawan dan 14.000 staf di seluruh benua Afrika.
"Lonjakan tajam kasus mpox di Afrika sangat mengkhawatirkan dan merupakan ancaman kesehatan publik yang serius," kata Mohammed Omer Mukhier, Direktur Regional IFRC untuk Afrika dikutip dari Anadolu.
"Ini bukan hanya masalah lokal, tetapi ancaman bagi seluruh benua yang memerlukan tindakan segera dan terkoordinasi," ujarnya.
Menurut data terbaru dari Africa CDC, hingga tahun 2024, telah dilaporkan 17.541 kasus mpox di 12 negara Afrika, dengan 517 kematian.
Negara-negara yang terkena dampak termasuk Afrika Selatan, Kenya, Rwanda, Uganda, dan Republik Demokratik Kongo, di mana Kongo melaporkan jumlah kasus tertinggi, menyumbang 96% dari total kasus dan 97% dari kematian yang dilaporkan.
Baca Juga: Swedia Laporkan Kasus Mpox Clade 1b Pertama di Luar Afrika, Pasien Sempat Kunjungi Benua Itu
Africa CDC mencatat bahwa angka ini menunjukkan peningkatan sebesar 160% hingga akhir Juli dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Desy-Afrianti
Sumber : Anadolu