Korban Tewas di Gaza Tembus 40.000 Orang, PBB: Warga Palestina Tak Punya Waktu Berduka
Kompas dunia | 16 Agustus 2024, 15:43 WIBGAZA, KOMPAS.TV - Korban tewas karena serangan Israel ke Gaza sejak 7 Oktober lalu telah melebihi 40.000 orang.
Jumlah tersebut diungkapkan oleh Kementerian Kesehatan Gaza, dan kebanyakan dari itu adalah anak-anak dan perempuan.
Komisioner Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (HAM) pada Kamis (15/8/2024), Volker Turk menyesalkan banyaknya nyawa warga Palestina yang hilang di Gaza setelah menerima laporan itu.
Baca Juga: Iran Diperingatkan Qatar Tak Serang Israel Saat Ini, Negosiasi Gencatan Senjata Dipertaruhkan
Turk menegaskan, jumlah korban yang tak terbayangkan sangat besar itu merupakan akibat kegagalan Pasukan Pertahanan Israel menghormati aturan perang.
“Hari ini menandai pencapaian mengerikan bagi dunia,” kata Turk dilansir dari Arab News.
“Rata-rata, sekitar 130 orang terbunuh setiap harinya di Gaza selama 10 bulan terakhir,” tambahnya.
Ia pun mengatakan skala kerusakan yang disebabkan militer Israel ke rumah, rumah sakit, sekolah dan tempat peribadatan sangatlah mengejutkan.
Sementara itu, Kantor PBB untuk Urusan Koordinasi Kemanusiaan mengatakan bahwa warga Palestina tak memiliki waktu untuk berduka.
Pasalnya, para penyintas menghadapi kematian, kelaparan, rasa sakit dan kehausan setiap harinya.
Juru Bicara PBB Farhan Haiq mengatakan pejabat PBB menyadari bahwa jumlah korban jiwa melebihi 40.000 orang adalah perkiraan.
Namun, diperkirakan jumlahnya jauh lebih besar, karena masih banyak orang yang terperangkap dan tewas di bawah reruntuhan belum terhitung.
“Jumlah ini mungkin masih kurang,” ucap Haq.
Baca Juga: Donald Trump Kesal Kamala Harris Selalu Serukan Gencatan Senjata di Gaza: Ia Mengikat Tangan Israel
Menurut tim yang telah mencapai dua tempat penampungan di Khan Younis mengatakan, keluarga yang dipindahkan harus membangun rempat perlindungan mereka sendiri dengan bahan apa pun, potongan kayu, bahkan karton yang ditemukan.
“Anak-anak diserang hewan pengerat dan serangga pada malam hari karena kondisi tempat berlindung yang buruk,” ucap mereka.
“Namun, mereka mungkin harus pergi lagi, dan memulainya semuanya dari awal lagi,” tambahnya.
Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Arab News