Ukraina Janji Hentikan Serangan ke Kursk asal Rusia Sepakat Kembalikan Perdamaian
Kompas dunia | 15 Agustus 2024, 12:33 WIBKIEV, KOMPAS.TV - Ukraina berjanji bakal hentikan serangan ke wilayah perbatasan dengan Rusia, Kursk, namun itu hanya terjadi jika Rusia mengembalikan perdamaian
Sekaligus juga untuk menghentikan invasinya ke Ukraina, yang sudah dilakukan Presiden Rusia Vladimir Putin sejak Februari 2022.
Pernyataan itu diungkapkan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Ukraina Heorhyi Tykhy.
Baca Juga: Zelenskyy Sebut Ukraina Mungkin Dirikan Pemerintahan Militer di Kursk, Sinyal Caplok Wilayah Rusia?
Ukraina meluncurkan serangan memasuki wilayah Rusia di perbatasan, Kursk, sejak Selasa (6/8/2024).
Tykhy sendiri menegaskan bahwa Ukraina tak tertarik untuk mengambil alih wilayah Rusia, meski melakukan serangan ke Kursk.
“Secepatnya Rusia sepakat mengembalikan perdamaian, semakin cepat penyerbuan yang dilakukan pasukan pertahanan Ukraina ke Rusia akan berhenti,” tuturnya dikutip dari BBC Internasional, Kamis (15/8/2024).
Pernyataan itu muncul setelah pihak Ukraina mengatakan bakal melanjutkan penyerangannya ke wilayah Rusia, dan bergerak ke beberapa arah.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan tentaranya telah maju satu hingga dua kilometer masuk lebih jauh ke Kursk.
Ia juga mengungkapkan pasukan Ukraina telah menangkap sekitar 100 tentara Rusia.
Zelenskyy sendiri pada pertemuan dengan pejabat Pemerintah Ukraina mengatakan ia telah berpikir untuk menetapkan kantor komandan militer di Kursk.
Baca Juga: Zelenskyy Klaim Pasukan Ukraina Terus Maju di Kursk, Tawan 100 Tentara Rusia
Wakil Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk menggarisbawahi rencana menetapkan zona keamanan di Kursk, untuk melindungi perbatasan Ukraina.
Namun, pihak Rusia mengeklaim telah menghentikan laju lebih lanjut dari tentara Ukraina.
Komandan Pasukan Khusus Chechnya Akhmat, Mayor Jenderal Apti Alaudinov mengatakan di saluran TV Rusia, Channel One, bahwa pasukan Rusia hampir sepenuhnya memblokade militer Ukraina dari melaju lebih jauh ke dalam Rusia.
Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti
Sumber : BBC Internasional