Peraih Nobel Jadi Pemimpin Pemerintahan Sementara Bangladesh, Dijuluki Bankir bagi Kaum Miskin
Kompas dunia | 9 Agustus 2024, 11:40 WIBDHAKA, KOMPAS.TV - Seorang peraih Nobel menjadi pemimpin sementara Bangladesh menyusul demonstrasi anti-pemerintah besar-besaran.
Muhammad Yunus, 84 tahun, memimpin pemerintahan sementara setelah Perdana Menteri (PM) Bangldesh Sheikh Hasina mundur dari jabatannya dan kabur ke India.
Mundurnya Hashina membuat pemerintahan dan parlemen Bangladesh dibubarkan.
Baca Juga: Jepang Dilanda Gempa M7,1, Warga Diimbau Waspadai Gempa Lebih Besar, Bisa Terjadi dalam Waktu Dekat
Yunus dikenal sebagai seorang pengusaha dan bankir yang meraih penghargaan Nobel pada 2006, atas karyanya yang merintis keuangan mikro, yang membantu mengentaskan kemiskinan di Bangladesh, dan diadopsi secara luas di seluruh dunia.
Hal itu yang membuatnya dijuluki sebagai bankir kaum miskin.
Ia juga merupakan pengkritik dari Sheikh Hasina, yang memutuskan kabur setelah rumahnya diserang para demonstran.
Yunus sendiri telah disumpah pada Kamis (8/8/2024) sebagai pemimpin pemerintahan sementara, setelah Hashina mundur.
“Perintah pertama kami adalah mengembalikan ketertiban dan hukum,” ujarnya usai dilantik.
"Kebencian dan kacaunya peraturan adalah musuh bagi demokrasi,” tambahnya.
Yunus pun menyerukan rakyat Bangladesh untruk tenang dan siap kembali membangun negaranya.
Yunus lahir pada 1940 di Chittagong, sebuah kota pelabuhan di Bangladesh.
Ia belajar di Universitas Dhaka, sebelum kemudian menerima beasuswa penuh untuk belajar di Universitas Vanderbilt, Amerika Serikat (AS) tempat ia menerima Ph.D atau gelar Doktor bidang ekonomi.
Baca Juga: Sekutu Barat Kutuk Pernyataan Menkeu Israel soal Biarkan Gaza Kelaparan, Desak Cabut Ucapan
Yunus sendiri menjadi salah satu orang yang dibenci Hasina, karena selalu melontarkan kritikan terhadapnya.
Hasina bahkan menyebut Yunus telah mengisap dari warga miskin.
Bangladesh sendiri mengalami demonstrasi anti-pemerintah selama berpekan-pekan yang menyebabkan berakhirnya kepemimpinan Hasina setelah 15 tahun berkuasa.
Penulis : Haryo Jati Editor : Vyara-Lestari
Sumber : CNN International