> >

Eks Menteri Imigrasi Inggris Minta Orang yang Bertakbir Ditangkap Polisi, Langsung Banjir Kecaman

Kompas dunia | 8 Agustus 2024, 08:35 WIB
Sebuah kursi dilemparkan ke arah petugas polisi saat kerusuhan terjadi selama protes anti-imigran di luar Holiday Inn Express di Rotherham, Inggris, Minggu, 4 Agustus 2024 (Sumber: AP Photo)

LONDON, KOMPAS.TV - Eks Menteri Imigrasi Inggris Raya Robert Jenrick menuai kecaman usai meminta orang yang bertakbir di jalanan ditangkap polisi.

Ucapan tersebut disampaikan Jenrick terkait kerusuhan di Inggris yang berlangsung sejak pekan lalu.

Menurut dia, orang yang meneriakkan "Allahu Akbar" dalam demonstrasi bisa segera ditangkap. Pasalnya, politikus Partai Konservatif itu menilainya sebagai hasutan.

Dalam wawancara bersama televisi Sky News, Rabu (7/8/2024), Jenrick ditanya presenter mengenai klaim kelompok sayap kanan bahwa mereka ditangani dengan lebih keras oleh polisi dibanding kelompok lain.

Kelompok sayap kanan di Inggris menuduh polisi bereaksi lebih keras terhadap mereka dibanding demonstrasi pro-Palestina. Namun, pemerintah Inggris Raya telah berulang kali membantah tuduhan beda sikap tersebut.

Baca Juga: Cuitannya Dinilai Picu Kerusuhan, Pemerintah Inggris Desak Elon Musk Lebih Bertanggung Jawab

"Saya sangat kritis terhadap polisi sejak dulu, khususnya terkait sikap sebagian aparat kepolisian terhadap protes yang kita saksikan sejak 7 Oktober (dimulainya perang Israel di Gaza)," kata Jenrick kepada Sky News via The Guardian.

"Saya rasa amatlah keliru seseorang bisa berteriak "Allahu Akbar" di jalanan London dan tidak segera ditangkap, menyerukan nyanyian genosidal ke Big Ben dan tidak segera ditangkap. Sikap tersebut keliru dan saya selalu mengkritik polisi soal itu."

Pernyataan Jenrick itu segera dikritik oleh berbagai pihak. Kolega Jenrick di parlemen, Naz Shah, menyebut politikus Konservatif itu menyamakan setiap muslim dengan ekstremis.

"Bayangkan, di tengah kondisi saat ini, entah karena kurang pengetahuan atau sengaja mencoba menstigmatisasi semua muslim. Dia harus meminta maaf kepada masyarakat muslim dan belajar lebih banyak tentang agama kami," kata Shah.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : The Guardian


TERBARU