AS, Australia, Kanada, dan Filipina Gelar Latihan Militer di Laut China Selatan yang Disengketakan
Kompas dunia | 7 Agustus 2024, 15:01 WIBMANILA, KOMPAS.TV – Amerika Serikat (AS), Australia, Kanada, dan Filipina menggelar latihan militer gabungan di Laut China Selatan yang disengketakan.
Latihan yang berlangsung selama dua hari itu bertujuan untuk menunjukkan kekuatan dan menegaskan hak navigasi bebas di wilayah Indo-Pasifik, di tengah klaim teritorial agresif China.
Latihan yang melibatkan angkatan laut dan udara ini merupakan upaya untuk menangani tantangan maritim bersama serta menegakkan hukum internasional dan tatanan berbasis aturan.
Dalam pernyataan bersama, dikutip dari Associated Press, para komandan militer dari keempat negara menyatakan komitmen mereka untuk menangani tantangan maritim bersama dan menegakkan hukum internasional serta tatanan berbasis aturan.
Mereka menegaskan, latihan ini dilakukan untuk menegakkan hak navigasi bebas di wilayah Indo-Pasifik.
“Unit angkatan laut dan angkatan udara negara-negara peserta akan beroperasi bersama, meningkatkan kerja sama dan interoperabilitas antara angkatan bersenjata kami,” kata para komandan.
“Aktivitas akan dilakukan dengan cara yang konsisten dengan hukum internasional dan dengan memperhatikan keselamatan navigasi serta hak dan kepentingan negara lain.”
China telah lama mengeklaim sebagian besar Laut China Selatan, sebuah jalur perdagangan dan keamanan global yang penting.
Baca Juga: Menlu ASEAN Bertemu Menlu AS dan China di Laos saat Laut China Selatan dan Semenanjung Korea Tegang
Klaim ini bertentangan dengan klaim negara-negara pesisir yang lebih kecil, termasuk Filipina dan Vietnam, yang menghambat akses mereka ke area penangkapan ikan dan eksplorasi minyak dan gas.
Seorang pejabat militer Filipina, yang berbicara secara anonim, menyebutkan bahwa latihan tersebut akan mencakup latihan perang anti-kapal selam, manuver lintas laut gabungan, dan pemeriksaan komunikasi.
China menanggapi latihan ini dengan melakukan patroli tempur laut dan udara di dekat Karang Scarborough, wilayah yang disengketakan di Laut China Selatan.
Mereka mengeklaim sedang mengawasi "aktivitas militer yang mengganggu Laut China Selatan".
Para komandan militer dari AS, Australia, Kanada, dan Filipina juga menyatakan bahwa latihan ini sesuai dengan hukum internasional dan menghormati hak navigasi serta kepentingan negara lain.
Meskipun tidak menyebut China secara langsung, mereka menegaskan putusan arbitrase 2016 yang membatalkan klaim China atas Laut China Selatan sebagai keputusan akhir dan mengikat secara hukum.
Ketegangan di wilayah yang disengketakan ini meningkat, terutama antara pasukan penjaga pantai dan angkatan laut China dan Filipina.
Insiden kekerasan baru-baru ini meningkatkan kekhawatiran akan konflik bersenjata yang lebih besar, terutama dengan keterlibatan AS sebagai sekutu lama Filipina.
Setelah konfrontasi yang menegangkan pada 17 Juni di Karang Second Thomas, China dan Filipina mencapai kesepakatan sementara untuk mencegah bentrokan lebih lanjut.
Kesepakatan tersebut diharapkan dapat meredakan ketegangan di wilayah yang penuh dengan potensi konflik ini.
Baca Juga: China dan Filipina Capai Kesepakatan Hentikan Bentrokan di Laut China Selatan yang Bisa Libatkan AS
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Associated Press