Istri di China Matikan Alat Penopang Hidup Suami yang Alami Pendarahan Otak di Rumah Selingkuhan
Kompas dunia | 7 Agustus 2024, 06:10 WIBDia menolak menandatangani persetujuan operasi, dengan alasan bahwa mereka sudah tidak lagi memiliki hubungan emosional.
Ia juga mengungkapkan bahwa suaminya tidak pernah memberikan nafkah dan sudah lebih dari satu dekade tidak pulang ke rumah.
SCMP menjelaskan bahwa hukum di China mengharuskan dokter memberikan penjelasan lengkap tentang risiko operasi kepada keluarga terdekat pasien, serta mendapatkan persetujuan tertulis jika pasien tidak bisa membuat keputusan sendiri.
Jika anggota keluarga tidak bisa mencapai kesepakatan terkait tindakan medis, kepala rumah sakit memiliki kewenangan untuk memberikan keputusan.
Keputusan sang istri memicu perdebatan hangat di media sosial China.
Sebagian netizen menganggap tindakan wanita tersebut kejam, sementara yang lain merasa bahwa suaminya hanya menerima akibat dari perbuatannya.
"Dia benar-benar kejam. Bagaimanapun juga, menyerah pada perawatan sama saja dengan menyerah pada nyawa," komentar seorang pengguna Douyin.
"Tidak peduli apapun yang terjadi, istrimu yang akan menemanimu hingga tua. Memperlakukan istrimu dengan baik berarti memperlakukan dirimu sendiri dengan baik," tulis netizen lainnya.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada
Sumber : South China Morning Post / Straits Times