> >

Hamas Umumkan Yahya Sinwar sebagai Pemimpin Baru, Dipandang Jadi Sinyal Perlawanan Habis-habisan

Kompas dunia | 7 Agustus 2024, 07:32 WIB
Pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, April 2022. Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, Selasa (6/8/2024), mengumumkan mereka memilih Yahya Sinwar, komandan serangan 7 Oktober di Israel, sebagai pemimpin baru mereka di Gaza. (Sumber: AP Photo)

BEIRUT, KOMPAS TV - Hamas mengumumkan Yahya Sinwar sebagai pemimpin baru mereka, Selasa (6/8/2024). Sinwar adalah tokoh utama Hamas di Gaza yang dianggap sebagai otak di balik serangan 7 Oktober di Israel. Pemilihan ini menunjukkan kekuatan sayap garis keras Hamas setelah pemimpin sebelumnya, Ismail Haniyeh, tewas dalam serangan yang diduga dilakukan oleh Israel di Iran.

Sinwar, yang dikenal dekat dengan Iran dan telah lama membangun kekuatan militer Hamas, dipilih sebagai sinyal bahwa Hamas siap terus berjuang meski Gaza telah hancur akibat serangan Israel selama 10 bulan terakhir. Penunjukan ini kemungkinan besar akan memancing reaksi dari Israel, yang telah menargetkan Sinwar sejak serangan 7 Oktober, di mana 1.200 orang Israel tewas dan sekitar 250 orang disandera.

Pengumuman ini datang di tengah situasi yang sangat tegang. Kekhawatiran akan perang regional yang lebih luas semakin meningkat: Iran bersumpah membalas dendam atas kematian Haniyeh, dan Hizbullah Lebanon mengancam akan membalas serangan Israel yang menewaskan salah satu komandan top mereka di Beirut pekan lalu.

Para mediator dari Amerika Serikat (AS), Mesir, dan Qatar sedang berusaha menyelamatkan negosiasi untuk gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera di Gaza yang terguncang oleh kematian Haniyeh.

Hamas dalam pernyataannya mengatakan bahwa Sinwar ditunjuk sebagai kepala biro politik yang baru menggantikan Haniyeh, yang tewas dalam ledakan yang dituduhkan Iran dan Hamas pada Israel. Israel belum mengonfirmasi atau menyangkal keterlibatannya.

Pekan lalu, Israel juga mengatakan telah mengonfirmasi kematian kepala sayap militer Hamas, Mohammed Deif, dalam serangan udara pada bulan Juli di Gaza. Hamas belum mengonfirmasi kematiannya.

Menanggapi penunjukan ini, juru bicara militer Israel Laksamana Muda Daniel Hagari mengatakan kepada televisi Al-Arabiya yang berbasis di Saudi, "Hanya ada satu tempat untuk Yahya Sinwar, yaitu di samping Mohammed Deif dan teroris 7 Oktober lainnya. Itulah satu-satunya tempat yang kami persiapkan untuknya."

Baca Juga: Hamas Mulai Pilih Pemimpin Baru Pengganti Haniyeh

Pemimpin politik puncak kelompok Hamas, Ismail Haniyeh tewas dibunuh serangan udara Israel di Tehran hari Rabu, 31 Juli 2024. Hamas hari Sabtu, 3 Agustus 2024, mengumumkan mereka telah memulai proses untuk memilih ketua baru biro politik setelah pembunuhan Ismail Haniyeh di Teheran, Iran (Sumber: AP Photo)

Kematian Haniyeh dan Deif meninggalkan Sinwar sebagai tokoh paling menonjol di Hamas. Pemilihannya menunjukkan bahwa kepemimpinan di lapangan di Gaza, terutama sayap bersenjata yang dikenal sebagai Brigade Qassam, telah mengambil alih dari kepemimpinan di pengasingan yang biasanya menjaga hubungan diplomatik dengan sekutu asing.

Haniyeh, yang tinggal di pengasingan di Qatar sejak 2019, memainkan peran langsung dalam negosiasi gencatan senjata di Gaza melalui mediator AS, Qatar, dan Mesir, meskipun dia dan pejabat Hamas lainnya selalu berkonsultasi dengan Sinwar.

Berbicara kepada televisi Al-Jazeera setelah pengumuman, juru bicara Hamas Osama Hamdan mengatakan Sinwar akan melanjutkan negosiasi gencatan senjata.

“Masalah dalam negosiasi bukan karena perubahan di Hamas,” katanya, menyalahkan Israel dan sekutunya Amerika Serikat atas kegagalan mencapai kesepakatan.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Associated Press


TERBARU