> >

Ketua DPR Iran Tegaskan akan Beri Pelajaran ke Israel dan AS: Darah Ismail Haniyeh Harus Dibalaskan

Kompas dunia | 4 Agustus 2024, 21:48 WIB
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei (tengah) memimpin salat jenazah Kepala Politbiro Hamas Ismail Haniyeh di kampus Universitas Teheran, Iran, Kamis (1/8/2024). (Sumber: Kantor Pemimpin Tertinggi Iran via AP)

TEHERAN, KOMPAS.TV - Ketua parlemen Iran, Mohammad Bagher Ghalibaf, menegaskan pihaknya akan membalas Israel atas pembunuhan Kepala Politbiro Hamas, Ismail Haniyeh di Teheran. Ghalibaf menyebut Iran akan memberi "pelajaran bersejarah" bagi Israel dan sekutunya, Amerika Serikat (AS).

Ismail Haniyeh dibunuh Israel saat menjadi tamu negara Iran pada Rabu (31/7/2024) lalu. Haniyeh sedang berada di Iran untuk menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezehskian.

Baca Juga: Pasca Kematian Ismail Haniyeh, Maskapai Eropa, AS, dan Asia Setop Penerbangan ke Israel dan Lebanon

Ghalibaf menuntut pemerintah Iran meluncurkan "respons deterens dan pembalasan untuk darah kepala politik Hamas, Ismail Haniyeh."

"Teheran tidak akan membiarkan serangan ke wilayahnya tidak terjawab dan akan melakukannya pada waktu mendatang," kata Ghalibaf dikutip Al Jazeera, Minggu (4/8/2024).

"Angkatan bersenjata kami akan mengajari entitas Zionis dan pendukung utamanya, Amerika Serikat, sebuah pelajaran bersejarah."

Ghalibaf tidak merinci aksi balasan apa yang akan dilakukan Iran kepada Israel. Politikus Iran tersebut sebatas menyatakan pihaknya akan memberi respons "pintar" yang akan disesali Israel dan AS.

"Kami tidak ragu bahwa masyarakat, pasukan perlawanan, dan pencari kemerdekaan di dunia akan senang dengan respons Iran yang pintar dan dahsyat. Dan rezim Zionis, terutama pendukungnya, Amerika Serikat akan terpaksa menyesalinya," kata Ghalibaf.

Iran pernah meluncurkan gelombang serangan drone dan rudal ke wilayah Israel pada pertengahan April lalu sebagai balasan atas serangan Israel ke konsulat Iran di Suriah. Namun, kalangan pengamat menilai pembunuhan Haniyeh di Teheran adalah insiden lebih serius dibanding serangan Israel ke konsulat Iran di Damaskus, Suriah.

Peneliti senior Center for International Policy, Negar Mortazavi menilai pemerintah Iran kemungkinan akan membalas Israel lebih keras dibanding respons terhadap serangan ke konsulat.

"Mereka (Iran) melihat ini sebagai eskalasi lebih serius karena ini terjadi di dalam Iran, ini terjadi di jantung ibu kota dan terhadap seorang tamu penting, dan juga setelah peristiwa politik besar, pelantikan presiden," kata Mortazavi.

Baca Juga: Israel Tangkap Imam Masjid Al-Aqsa Usai Ajak Doakan Ismail Haniyeh, Dideportasi dari Tempat Suci

 

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Kompas TV


TERBARU