> >

PBNU dan Muhammadiyah Berdukacita atas Kematian Ismail Haniyeh: Akan Ada yang Lanjutkan Perjuangan

Kompas dunia | 1 Agustus 2024, 20:54 WIB
Pemimpin Tertinggi Iran Ayatullah Ali Khamenei (tengah) memimpin salat jenazah Kepala Politbiro Hamas Ismail Haniyeh di kampus Universitas Teheran, Iran, Kamis (1/8/2024). (Sumber: Kantor Pemimpin Tertinggi Iran via AP)

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) dan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah kompak menyampaikan belasungkawa atas kematian Kepala Politbiro Hamas Ismail Haniyeh di Iran, Rabu (31/7/2024) lalu. Haniyeh dibunuh Israel usai menghadiri pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian.

Ketua PP Muhammadiyah Syafiq Mughni menyampaikan dukacita atas terbunuhnya Ismail Haniyeh di Iran. Syafiq menyanjung upaya-upaya Haniyeh merekonsiliasikan Hamas dan Fatah untuk persatuan Palestina.

“Oleh karena itu, kami mengharap proses menuju perdamaian dan keadilan dilanjutkan oleh pejuang-pejuang yang menggantikannya. Masyarakat dunia harus bersatu menghadapi segala bentuk penjajahan, pendudukan, dan kekejaman oleh Israel atas rakyat Palestina,” kata Syafiq, Kamis (1/8).

Baca Juga: Pemakaman Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, Dikuburkan di Doha Besok

Syafiq menambahkan, pihaknya yakin akan ada sosok-sosok baru yang meneruskan perjuangan Ismail Haniyeh untuk kemerdekaan Palestina. 

“Kami yakin lahir pemimpin-pemimpin baru yang melanjutkan perjuangannya untuk kemerdekaan dan kedaulatan Palestina,” kata Syafiq dikutip Antara.

Sementara itu, Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf turut menyampaikan belasungkawa atas kematian Haniyeh. Ia menyebut ungkapan belasungkawa ini murni atas dasar kemanusiaan dan terlepas dari kepentingan politik.

"Saya atas nama Ketua Umum PBNU menyampaikan bela sungkawa yang mendalam atas tewasnya pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh," kata Gus Yahya.

Gus Yahya mengatakan, PBNU tetap mengakui Otoritas Palestina sebagai perwakilan masyarakat Palestina, bukan Hamas. Pemimpin PBNU itu pun menyerukan agar kekerasan di Palestina segera dihentikan.

"Kami tetap mengakui Otoritas Palestina sebagai wakil resmi rakyat Palestina, menyerukan dihentikannya kekerasan, dan menyerukan dukungan kepada rakyat Palestina atas dasar kemanusiaan terlepas dari haluan politik apa pun," katanya.

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Antara


TERBARU