Presiden Palestina Mahmoud Abbas Kecam Pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh
Kompas dunia | 31 Juli 2024, 16:42 WIBRAMALLAH, KOMPAS.TV - Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas mengecam pembunuhan Kepala Politbiro Hamas Ismail Haniyeh di Teheran, Iran, Rabu (31/7/2024). Abbas menyebut pembunuhan Haniyeh sebagai "aksi pengecut" yang bisa berujung perkembangan berbahaya.
"Presiden menyerukan kepada rakyat Palestina agar bersatu, bersabar, dan teguh menghadapi pendudukan Israel," demikian laporan kantor berita Palestina WAFA, Rabu (31/7).
Ismail Haniyeh dibunuh di Teheran usai menghadiri upacara pelantikan Presiden Iran Masoud Pezeshkian, Selasa (30/7). Israel diduga menjadi dalang pembunuhan Haniyeh.
Baca Juga: Hamas Deklarasikan Akan Perang Terbuka untuk Membebaskan Yerusalem Usai Pembunuhan Ismail Haniyeh
Pemerintah Iran tidak menyampaikan detail mengenai serangan yang membunuh Haniyeh. Garda Revolusi Iran (IRGC) melaporkan bahwa serangan ini masih diselidiki.
Haniyeh merupakan salah satu target utama Israel usai serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 lalu. Selama menggempur Jalur Gaza, militer Israel juga membunuh banyak anggota keluarga Haniyeh.
Per Juni lalu, Haniyeh menyampaikan bahwa 60 anggota keluarga besarnya terbunuh serangan Israel sejak Oktober 2024. Haniyeh sendiri tinggal sebagai eksil di Qatar sejak 2019.
Tiga anak Haniyeh, Hazem, Amir, dan Muhammad terbunuh serangan Israel di kamp pengungsian Shati, Gaza pada April lalu. Serangan tersebut juga membunuh empat cucu Haniyeh, tiga anak perempuan dan satu anak laki-laki.
Kendati Israel terus membunuhi keluarga Haniyeh, salah satu anaknya, Abdul Salam Haniyeh menyebut kematian sang ayah tidak akan mengakhiri perlawanan Palestina atas pendudukan Israel. Abdul Salam menekankan semua faksi Palestina akan terus berjuang hingga kemerdekaan dicapai.
"Ayah saya selamat dari empat percobaan pembunuhan selama perjalanan patriotiknya, dan hari ini, Allah memberinya kesyahidan yang selalu didambakannya," kata Abdul Salam dikutip Al Jazeera.
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Al Jazeera