PBB Ungkap Hepatitis dan Penyakit Kulit Mewabah di Gaza akibat Kondisi Hidup Sangat Buruk
Kompas dunia | 31 Juli 2024, 05:25 WIB“Tidak ada sampo, tidak ada sabun,” kata Munira al-Nahhal, yang tinggal di tenda di luar kota Khan Younis di selatan Gaza. “Airnya kotor. Semuanya adalah pasir, serangga, dan sampah.”
Tenda keluarganya penuh sesak dengan cucu-cucunya, banyak dari mereka menderita ruam. Seorang anak kecil berdiri sambil menggaruk bercak merah di perutnya. “Satu anak terkena, dan menyebar ke semua orang,” kata al-Nahhal.
Warga Palestina di kamp mengatakan air bersih hampir tidak mungkin didapat. Beberapa mencuci anak-anak mereka dengan air asin dari Laut Tengah yang dekat.
Orang-orang harus mengenakan pakaian yang sama setiap hari hingga bisa mencucinya, lalu mengenakannya lagi segera setelah kering. Lalat ada di mana-mana. Anak-anak bermain di pasir yang penuh sampah.
Israel terus melakukan serangan militer yang menghancurkan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober tahun lalu setelah serangan Hamas, meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera.
Selama serangan tersebut, rumah sakit secara sistematis menjadi target serangan Israel di seluruh wilayah Gaza, di mana setidaknya 39.400 orang tewas dan hampir 91.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang putusan terbarunya memerintahkan Tel Aviv untuk segera menghentikan operasi militernya di kota Rafah di bagian selatan, di mana lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum kota tersebut diserbu pada 6 Mei.
Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Anadolu/ Associated Press