> >

Putin dan Doktrin Nuklir Rusia: Berikut Pengertiannya Menurut Media Barat

Kompas dunia | 31 Juli 2024, 00:00 WIB
Foto Badan Antariksa Rusia Roscosmos pada 20 April 2022, dimana rudal balistik antarbenua Sarmat diluncurkan dari Plesetsk di Rusia barat laut. Para petinggi Rusia telah menyerukan revisi doktrin nuklir negara itu untuk menurunkan ambang batas penggunaan senjata nuklir, dan Presiden Vladimir Putin mengatakan doktrin tersebut dapat dimodifikasi. (Sumber: Rocosmos / AP Photo )

WASHINGTON, KOMPAS TV - Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada tahun 2022, Presiden Vladimir Putin dan suara-suara Kremlin lainnya sering mengancam Barat dengan kekuatan nuklir mereka.

Pada hari pertama perang, Putin mengatakan, "siapa pun yang mencoba menghalangi kita, apalagi menciptakan ancaman bagi negara dan rakyat kita, harus tahu bahwa respons Rusia akan segera terjadi dan membawa konsekuensi yang belum pernah kalian lihat dalam sejarah."

Selama hampir 2,5 tahun konflik, Barat telah memberikan miliaran dolar senjata canggih kepada Ukraina, beberapa di antaranya telah menyerang wilayah Rusia. Meskipun ada lebih banyak ancaman dari Kremlin dan bahkan penempatan senjata nuklir taktis di Belarus, dekat perbatasan Ukraina, ancaman ini sejauh ini tetap hanya sebagai pesan keras.

Berikut narasi kantor berita Barat tentang doktrin senjata nuklir Rusia, yang dipublikasi sebagai berita jurnalistik Associated Press, Rabu, 30/7/2024.

Apa yang bisa memicu respons nuklir dari Rusia?

Ketika ditanya tentang hal ini pada bulan Juni oleh kantor berita internasional, Putin merujuk pada apa yang disebut "doktrin nuklir" Rusia. "Lihat apa yang tertulis di sana," katanya di sesi St. Petersburg. "Jika tindakan seseorang mengancam kedaulatan dan integritas teritorial kita, kami menganggap mungkin untuk menggunakan semua cara yang kami miliki."

Saat ini, kalangan garis keras di Rusia mendesak Putin mengubah doktrin tersebut agar menurunkan ambang batas penggunaan senjata nuklir. Putin sendiri mengatakan dokumen tersebut dapat dimodifikasi sesuai dengan perkembangan situasi global.

Apa itu doktrin nuklir Rusia?

Dikenal secara resmi sebagai "Prinsip-Prinsip Dasar Kebijakan Negara tentang Pencegahan Nuklir," dokumen ini ditandatangani Putin tahun 2020 dan menjelaskan kapan Rusia dapat menggunakan persenjataan nuklirnya yang terbesar di dunia.

Doktrin ini menggambarkan senjata nuklir sebagai "alat pencegahan," dan penggunaannya sebagai "langkah ekstrem dan terpaksa." Dokumen ini menyatakan Rusia "melakukan segala upaya yang diperlukan untuk mengurangi ancaman nuklir dan mencegah peningkatan hubungan antar negara yang dapat memicu konflik militer, termasuk yang bersifat nuklir."

Baca Juga: Presiden Lukashenko: Senjata Nuklir Rusia Tiba dan Siap Pakai di Belarusia Beberapa Hari ke Depan

Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato di Kementerian Luar Negeri di Moskow, Rusia, 14 Juni 2024, mengatakan Rusia dapat merevisi doktrin nuklirnya yang menguraikan kondisi kapan senjata atom digunakan untuk memperhitungkan situasi global yang terus berkembang. (Sumber: AP Photo )

Apa yang dapat memicu penggunaan senjata nuklir?

Doktrin ini menyatakan Rusia dapat menggunakan senjata nuklir sebagai tanggapan terhadap penggunaan senjata nuklir atau jenis senjata pemusnah massal lainnya terhadap Rusia dan/atau sekutunya, serta dalam hal serangan dengan senjata konvensional yang mengancam keberadaan negara.

Situasi spesifik yang dapat memicu penggunaan senjata nuklir meliputi:

Jika ada informasi yang dapat dipercaya tentang peluncuran rudal balistik yang menargetkan wilayah Rusia atau sekutunya.

Jika senjata nuklir atau senjata pemusnah massal lainnya digunakan terhadap Rusia atau sekutunya.

Jika serangan musuh dengan senjata konvensional mengancam keberadaan Rusia.

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Iman-Firdaus

Sumber : Associated Press


TERBARU