> >

Terungkap, Plot Misterius Ukraina Picu Panggilan Telepon Langka dari Rusia ke Pentagon

Kompas dunia | 28 Juli 2024, 07:30 WIB
Awal Juli, Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menerima panggilan telepon tak terduga dari rekannya, menteri pertahanan Rusia, yang mengagetkan seluruh pejabat Pentagon. Pada 12 Juli, Belousov menelepon untuk menyampaikan peringatan, Rusia mendeteksi operasi rahasia Ukraina yang diyakini didukung AS, bertanya apakah Pentagon tahu soal itu. (Sumber: AP Photo)

WASHINGTON, KOMPAS TV – Pada awal Juli 2024, Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Lloyd Austin menerima panggilan telepon tak terduga dari rekannya, menteri pertahanan Rusia, yang mengagetkan seluruh pejabat Pentagon. 

Sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari 2022, Austin hanya lima kali berbicara melalui telepon dengan Menteri Pertahanan Rusia, hampir selalu atas inisiatif Pentagon dan sering kali untuk menghindari kesalahan yang bisa memperburuk konflik.

"Faktanya, Austin baru saja menghubungi Menteri Pertahanan Rusia yang baru, Andrei Belousov, pada 25 Juni untuk menjaga jalur komunikasi tetap terbuka," kata Pentagon.

Itu adalah panggilan pertama antara kedua pria tersebut sejak Belousov, seorang ekonom, menggantikan Sergei Shoigu, Menteri Pertahanan Rusia yang lama, dalam perombakan Kremlin pada Mei lalu.

Namun pada 12 Juli lalu, Belousov menelepon untuk menyampaikan peringatan, menurut dua pejabat AS dan pejabat lain yang diberi informasi tentang panggilan itu: Rusia mendeteksi operasi rahasia Ukraina yang mereka yakini didukung oleh Amerika. Apakah Pentagon mengetahui plot ini, tanya Belousov kepada Austin, dan apakah sadar dengan potensi ketegangan yang bakal muncul antara Moskow dan Washington?

"Pejabat Pentagon terkejut bukan kepalang dengan tuduhan tersebut dan tidak mengetahui adanya plot semacam itu," kata dua pejabat AS yang berbicara tanpa menyebut nama untuk membahas panggilan telepon rahasia itu.

Namun, apa pun yang diungkapkan Belousov, semua pejabat mengatakan plot itu cukup serius sehingga Amerika Serikat menghubungi Ukraina dan mengatakan, pada dasarnya, "jika kalian berpikir untuk melakukan hal seperti ini, jangan lakukan".

Meskipun Ukraina sangat bergantung pada AS untuk dukungan militer, intelijen, dan diplomatik, pejabat Ukraina tidak selalu transparan dengan AS tentang operasi militer mereka, terutama yang menargetkan Rusia di belakang garis musuh.

Baca Juga: Penasihat Presiden Ukraina: Kesepakatan dengan Rusia Sama Saja Perjanjian dengan Setan

Menhan Rusia Andrei Belousov. (Sumber: RIA Novosti)

Operasi-operasi ini membuat frustrasi pejabat AS, yang percaya mereka tidak secara signifikan meningkatkan posisi Ukraina di medan perang, tetapi justru berisiko mengasingkan sekutu Eropa dan memperluas perang.

Selama dua tahun terakhir, operasi yang membuat AS cemas termasuk serangan ke sebuah pangkalan udara Rusia di pesisir barat Crimea, bom mobil yang menghancurkan sebagian Jembatan Kerch, yang menghubungkan Rusia dengan Crimea, dan serangan drone jauh di dalam wilayah Rusia.

Presiden Vladimir Putin sering menyebut serangan-serangan ini sebagai "serangan teroris", dan Kremlin menggunakannya sebagai bukti untuk mendukung klaim palsu bahwa invasi Rusia ke Ukraina sebenarnya adalah perang defensif.

Meskipun AS membantahnya, pejabat Rusia bersikeras di depan umum bahwa serangan semacam itu tidak mungkin terjadi tanpa persetujuan dan dukungan AS.

Masih belum jelas apakah plot Ukraina yang diduga terjadi bulan Juli benar-benar ada dan mendesak, begitu juga dengan bentuknya. Pejabat Pentagon dan Gedung Putih mengatakan belum ada yang terjadi, setidaknya hingga saat ini.

Mereka menolak menjelaskan isi pembicaraan Austin dan Belousov secara rinci tetapi menekankan perlunya dialog antara pihak-pihak yang berseteru.

“Selama panggilan, Menteri Austin menekankan pentingnya menjaga jalur komunikasi di tengah perang Rusia yang sedang berlangsung melawan Ukraina,” kata Sabrina Singh, juru bicara Pentagon, kepada wartawan beberapa jam setelah percakapan pada 12 Juli.

Pejabat Pentagon menolak mengungkapkan apakah Austin membahas masalah ini dalam panggilan telepon pada 23 Juli dengan rekan Ukraina-nya, Rustem Umerov.

Pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia setelah pembicaraan tanggal 12 Juli mengonfirmasi bahwa Belousov yang memulai panggilan itu, menambahkan "masalah pencegahan ancaman keamanan dan mengurangi risiko kemungkinan eskalasi dibahas". Namun, pernyataan tersebut tidak menyebutkan misi rahasia Ukraina yang dicurigai.

Baca Juga: Andrei Belousov Ungkap Gebrakannya, Jabarkan Rencana Perubahan di Militer Rusia Saat Menjabat Menhan

Presiden Rusia Vladimir Putin, kanan, mendengarkan Menhan Andrey Belousov, Selasa, 7 November 2023. (Sumber: AP Photo)

Pejabat Ukraina menolak berkomentar mengenai hal ini. Kremlin juga menolak berkomentar untuk artikel ini, dan Kementerian Pertahanan Rusia tidak merespons permintaan komentar.

Peristiwa langka tentang percakapan sensitif antar menteri pertahanan ini menunjukkan seberapa sering terjadi percakapan pribadi di balik layar antara pejabat Amerika dan Rusia dibandingkan dengan yang diungkapkan kepada publik, dan bagaimana AS serta Rusia mencoba mengelola risiko eskalasi di belakang layar.

Misalnya, dalam panggilan telepon bulan Juni antara Austin dan Belousov, Austin “menekankan pentingnya menjaga jalur komunikasi di tengah perang Rusia yang sedang berlangsung melawan Ukraina,” kata Mayor Jenderal Patrick S. Ryder, juru bicara Pentagon.

Austin yang memulai panggilan itu dan “meyakini bahwa menjaga jalur komunikasi tetap terbuka itu sangat penting,” kata Pat Ryder.

Austin dan Belousov “bertukar pandangan tentang situasi di sekitar Ukraina,” kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataan tentang panggilan tersebut.

Pernyataan itu menambahkan bahwa Belousov “menunjukkan bahaya eskalasi lebih lanjut terkait dengan pengiriman senjata Amerika ke Angkatan Bersenjata Ukraina.”

Namun dua pejabat yang mengetahui panggilan tersebut mengatakan Austin juga memperingatkan rekan Rusia-nya untuk tidak mengancam pasukan AS di Eropa di tengah ketegangan yang meningkat di Ukraina.

Sekitar empat hari kemudian, pejabat pertahanan AS meningkatkan tingkat kewaspadaan di pangkalan militer di Eropa sebagai tanggapan terhadap ancaman samar dari Kremlin terkait penggunaan senjata jarak jauh Ukraina di wilayah Rusia.

 

Penulis : Edwin Shri Bimo Editor : Gading-Persada

Sumber : New York Times


TERBARU