> >

Netanyahu Diamuk Keluarga Sandera Israel karena Tak Sertakan Gencatan Senjata di Pidatonya

Kompas dunia | 27 Juli 2024, 11:50 WIB
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu saat berpidato di Gedung Capitol, Washington DC, Rabu (24/7/2024) (Sumber: AP News)

TEL AVIV, KOMPAS.TV - Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu diamuk keluarga sandera Israel.

Hal itu akibat Netanyahu tak sertakan gencatan senjata pada pidatonya di Kongres Amerika Serikat (AS), Rabu (24/7/2024).

Sikap Netanyahu itu pun meningkatkan tekanan kepadanya untuk menyetujui kesepakatan dengan Hamas untuk pembebasan sandera Israel.

Baca Juga: Israel Dituduh Langgar Tradisi Kuno Gencatan Senjata Olimpiade, Dituntut Hengkang dari Paris 2024

“Pidato dan sambutan tak menghapus satu fakta penting. Kata ‘kesepakatan sekarang!’ di mana telah absen dari pidato perdana Menteri,” kata pernyataan Forum Keluarga yang Hilang dan Sandera di Israel dikutip dari CNN internasional.

Meski pidato Netanyahu mendapatkan sambutan baik dari dalam Kongres, puluhan wakil Demokrat menolak hadir.

Di antara mereka yang memilih tak hadir dalam pidato Netanyahu, adalah eks Ketua DPR AS Nancy Pelosi.

Ia menyebut pidato Netanyahu sebagai presentasi terburuk dari setiap pejabat asing yang diundang, dan diberi kehormatan dengan hak Istimewa untuk berpidato di Kongres AS.

Orang-orang berkumpul di apa yang disebut Lapangan Sandera di Tel Aviv untuk menonton pidato Netanyahu.

Forum Keluarga yang Hilang dan Sandera menjadi kekuatan politik Israel sejak sekitar 250 orang diculik dan disandera oleh Hamas sejak 7 Oktober.

Lapangan tersebut pun menjadi tempat reguler bagi para demonstran yang meminta agar sandera segera dibawa pulang.

“Mereka datang untuk melihat siaran dari pidato itu, dan mendengarkannya bersama para anggota keluarga sandera, berharap mendengar perdana Menteri mengucapkan dua kata penting ‘Ada Kesepakatan’,” bunyi pernyataan forum itu.

Namun, selama pidato 52 menit, Netanyahu mengecam kritik terhadap perang Israel di Gaza, dan tak menyebutkan status perundingan gencatan senjata, meski adanya tekanan internasional yang kuat untuk mencapai kesepakatan.

Ketimbang mengungkapkan kesepakatan, Netanyahu mengatakan bahwa perang di Gaza akan berakhir jika Hamas menyerah, melucuti senjata dan mengembalikan sandera.

Netanyahu malah mengancam, jika Hamas tak melakukannya, Israel akan bertempur hingga menghancurkan kemampuan militer gerakan perlawanan Palestina itu.

Baca Juga: Inggris Resmi Batalkan Rencana Melawan Pengajuan Surat Penangkapan ICC atas Netanyahu

Noam Peri, putri Chaim Peri, salah satu sandera yang oleh Pemerintah Israel dinyatakan tewas bulan lalu di tahanan Hamas mengecam Netanyahu.

“Anda tak bisa menyelamatkan ayah saya, tetapi Anda harus kembali ke nilai kami bersama, dan mengembalikan kontrak dasar antara kita, sebelum itu terlambat,” ujarnya.

“Tandatangani perjanjian, selamatkan sandera yang masih hidup dan berjuang untuk kehidupan mereka setiap saat,” kata Peri.

Penulis : Haryo Jati Editor : Desy-Afrianti

Sumber : CNN Internasional


TERBARU