> >

Berpeluang Jadi Suksesor Joe Biden, Bagaimana Sikap Kamala Harris Soal Palestina?

Kompas dunia | 24 Juli 2024, 14:37 WIB
Wakil Presiden Amerika Serikat (AS) Kamala Harris memberi hormat saat naik ke pesawat Air Force Two di Pangkalan Udara Andrews, Maryland, 22 Juli 2024. (Sumber: Erin Schaff/The New York Times via AP,)

Meskipun demikian, pemerintahan Kamala Harris diperkirakan tidak akan membuat perbedaan signifikan mengenai sikap AS terhadap isu Israel-Palestina. Pakar Timur Tengah di Carnegie Endowment for International Peace, H.A. Hellyer menyebut Partai Demokrat memiliki sikap pro-Israel yang teguh, kemungkinan tidak akan berubah jika Harris menjadi presiden.

Kamala Harris juga diketahui berhubungan baik dengan AIPAC, organisasi lobi pro-Israel yang mengampanyekan dukungan tanpa syarat AS untuk Israel.

"Terdapat konsensus mapan yang kuat di kalangan Demokrat tentang Israel-Palestina, dan saya kira Harris tidak akan keluar dari situ ke arah yang lebih progresif di internal partai," kata Hellyer dikutip Politico.

Peneliti kebijakan AS di organisasi Al-Shabaka, Tariq Kenney-Shawa juga menilai Harris tidak akan membawa perubahan besar. Namun, perempuan berusia 59 tahun itu dinilai akan lebih terbuka terhadap perubahan.

"Dia mungkin bisa melihat bagaimana (dukungan AS) ini merugikan kepentingan Israel dan dia mungkin akan lebih menentang Netanyahu dan mencoba memisahkan diri darinya serta ekstrem kanan (Israel) terkait dukungannya untuk Israel," kata Kenney-Shawa.

Bagi masyarakat Palestina, keriuhan politik AS usai mundurnya Joe Biden tidak berdampak bagi kehidupan mereka yang sehari-hari dibom Israel. Masyarakat Palestina sebatas menginginkan pemimpin AS yang bersedia menghentikan Israel, alih-alih menegaskan "hak pertahanan diri."

"Dengan dukungan Amerika, Israel adalah pembunuh orang Arab yang paling kuat," kata Salah Abu Maghseeb, warga Deir Al-Balah, Gaza.

Di lain sisi, berbagai pihak sepakat bahwa kondisi Palestina akan semakin buruk jika Donald Trump menang bersama gerbong Republikan. Trump dinilai akan semakin mendorong kebijakan pro-Israel dan mengabaikan hak-hak masyarakat Palestina.

Belakangan ini, Donald Trump pun menilai kebijakan Demokrat terlalu menghambat Israel. Menurutnya, Israel harus didukung untuk segera menyelesaikan operasi militer di Jalur Gaza.

"Di negara ini, banyak orang Yahudi yang tidak menyukai Israel, tetapi mereka tidak pernah bisa menjelaskannya kepada saya. Setiap Yahudi atau siapa pun yang percaya Israel dan mencintai Israel tidak akan terpikir untuk memilih Demokrat," kata Trump kepada Newsmax via Times of Israel.

Baca Juga: Difasilitasi China, Kesepakatan Rekonsiliasi Hamas dan Fatah Serukan Persatuan Palestina

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Vyara-Lestari

Sumber : Kompas TV/Politico


TERBARU