Direktur Secret Service Mundur usai Penembakan Donald Trump
Kompas dunia | 23 Juli 2024, 23:15 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Direktur Secret Service atau Dinas Rahasia Amerika Serikat (AS) Kimberly Cheatle mengumumkan pengunduran dirinya pada Selasa (23/7/2024) setelah terjadinya penembakan terhadap mantan Presiden Donald Trump pada 13 Juli lalu.
Cheatle, yang menjabat sebagai Direktur Secret Service sejak Agustus 2022, menyampaikan pengunduran dirinya melalui email kepada stafnya.
"Saya bertanggung jawab penuh atas kelalaian keamanan tersebut," katanya dalam email tersebut, dikutip dari Associated Press.
"Mengingat kejadian baru-baru ini, dengan berat hati saya telah membuat keputusan sulit untuk mengundurkan diri sebagai direktur Anda."
Baca Juga: Teka-teki Seputar Penembakan Trump, Motif dan Bagaimana Pelaku Menyelundupkan Senjata Belum Jelas
Keputusan ini diambil di tengah seruan agar Cheatle mengundurkan diri dan berlangsungnya beberapa penyelidikan terkait bagaimana pelaku penembakan bisa mendekati Trump di sebuah acara kampanye terbuka di Pennsylvania.
"Pemerintahan Biden/Harris tidak melindungi saya dengan baik, dan saya terpaksa mengambil peluru demi Demokrasi. ITU KEHORMATAN BESAR BAGI SAYA!" tulis Trump dalam pernyataan di media sosial, beberapa saat setelah berita pengunduran diri Cheatle tersebar.
Ketua DPR AS Mike Johnson menyambut baik pengunduran diri Cheatle. Ia mengatakan langkah tersebut seharusnya sudah dilakukan sejak minggu lalu.
Johnson pun menekankan pentingnya membangun kembali kepercayaan publik terhadap Secret Service.
Baca Juga: Evolusi Perlindungan Secret Service, si Paspampres AS, Jaga Keselamatan Presiden Amerika Serikat
"Saya senang melihat ini terjadi. Saya senang melihat dia mendengarkan seruan baik dari Republikan maupun Demokrat. Sekarang kita harus memungut puing-puingnya," ujar Johnson dalam sebuah konferensi pers.
"Kita harus membangun kembali kepercayaan dan keyakinan rakyat Amerika terhadap Secret Service sebagai agensi."
Pada hari yang sama, Johnson dan pemimpin Partai Demokrat, Hakeem Jeffries, mengumumkan pembentukan gugus tugas bipartisan untuk menyelidiki percobaan pembunuhan terhadap Trump dan kegagalan keamanan yang menyertainya.
Presiden Joe Biden, dalam pernyataannya, mengucapkan terima kasih atas dedikasi Cheatle selama puluhan tahun dalam layanan publik. Biden juga menyatakan akan segera menunjuk pemimpin baru Secret Service.
“Cheatle telah mendedikasikan diri dan mempertaruhkan nyawanya untuk melindungi negara kita,” kata Biden.
“Saya berharap yang terbaik untuknya. Penyidikan independen untuk mengungkap apa yang terjadi pada 13 Juli terus berlanjut, dan saya berharap dapat menilai kesimpulannya. Kita semua tahu bahwa kejadian seperti ini tidak boleh terulang kembali," ucapnya.
Sebelum menjabat sebagai Direktur Secret Service, Cheatle telah mengabdi di agensi tersebut selama 27 tahun.
Baca Juga: Dokter Pribadi Ungkap Peluru Senapan Serbu Hanya 0,5 Sentimeter dari Menembus Kepala Trump
Ia sempat meninggalkan Secret Service pada tahun 2021 untuk bekerja sebagai eksekutif keamanan di PepsiCo sebelum diminta kembali oleh Presiden Biden pada 2022 untuk memimpin badan yang beranggotakan 7.800 orang yang terdiri dari agen khusus, petugas berseragam, dan staf lainnya, tersebut.
Cheatle mengambil alih kepemimpinan di tengah kontroversi mengenai pesan teks yang hilang saat ribuan pendukung Trump menyerbu gedung Capitol pada 6 Januari 2021, setelah kekalahannya dalam pemilu 2020 melawan Biden.
Selama bertugas di agensi tersebut, Cheatle menjadi wanita pertama yang diangkat sebagai asisten direktur operasi perlindungan, divisi yang memberikan perlindungan kepada presiden dan pejabat tinggi lainnya, di mana ia mengawasi anggaran sebesar 133,5 juta dolar AS atau sekitar Rp2,17 triliun.
Ia juga adalah wanita kedua yang memimpin Secret Service.
Baca Juga: Donald Trump Tanggapi Joe Biden Mundur dari Pilpres AS: Dia Tidak Layak dari Awal
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Edy-A.-Putra
Sumber : Associated Press