Benjamin Netanyahu Berkunjung ke AS, Bakal Bela Kebijakan Perang Brutal Israel di Gaza
Kompas dunia | 22 Juli 2024, 09:34 WIBWASHINGTON, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan melangsungkan kunjungan luar negeri ke Amerika Serikat (AS) untuk bertemu Presiden Joe Biden dan berpidato di Kongres AS. Netanyahu dilaporkan berangkat dari Israel pada Senin (22/7/2024).
Kunjungan Netanyahu dilangsungkan di tengah ketidakpastian politik AS menyusul pengunduran diri Joe Biden dari pencapresan, Minggu (21/7). Netanyahu dinilai akan mempertimbangkan aktivitasnya di AS dengan menimbang potensi suksesor Joe Biden di Gedung Putih.
Wakil Joe Biden, Kamala Harris telah menyatakan akan maju sebagai capres Partai Demokrat, tetapi pencalonannya belum bisa dipastikan. Sedangkan Partai Republik telah menetapkan paslon Donald Trump dan JD Vance untuk pilpres pada November 2024 mendatang.
Orang dekat Joe Biden mengonfirmasi bahwa Netanyahu akan dijamu sang presiden di Gedung Putih. Namun, waktu pertemuan belum bisa dipastikan mengingat Biden masih dalam proses pemulihan dari Covid-19.
Baca Juga: Kamala Harris Siap Calonkan Diri usai Biden Mundur: Saya Akan Satukan Demokrat untuk Kalahkan Trump
Selain bertemu Biden, Netanyahu dikonfrimasi akan berpidato di Kongres AS pada Rabu (24/7) besok. Netanyahu diperkirakan akan membela kebijakannya melangsungkan perang brutal Israel di Gaza di hadapan sekutu terkuat Israel.
Dalam kunjungan ini, Netanyahu disebut mesti menempatkan diri di depan sejumlah pihak yang dukungannya dibutuhkan PM Israel tersebut. Netanyahu harus memperhatikan mitra ultranasionalis di Israel, pemerintahan Biden, dan kubu Trump yang berpeluang terpilih di Pilpres AS 2024.
Pakar hubungan AS-Israel di Univeristas Bar-Ilan Israel, Eytan Gilboa menilai Netanyahu tidak akan mengambil risiko mengecewakan salah satu pihak.
"Ada ranjau dan jebakan dalam kunjungan ini. Dia pernah dianggap sebagai penyihir politik yang tahu bagaimana menyelamatkan diri dari jebakan. Saya tidak yakin di masih bisa melakukan itu," kata Gilboa dikutip Associated Press.
Jelang kunjungan ke AS, Netanyahu mengaku akan "menyampaikan kebenaran" mengenai perangnya di Gaza yang telah membunuh sekitar 40.000 jiwa, sekitar setengahnya adalah anak-anak dan perempuan. Namun, pemerintahan Biden diperkirakan akan menagih Netanyahu mengenai tindak lanjut proposa gencatan senjata yang didukung Gedung Putih.
Pemerintahan Biden konsisten mendukung Israel di tengah dugaan genosida yang dilakukan negara itu di Jalur Gaza. Kebijakan ini membuat kubu Biden dikecam kalangan progresif di Partai Demokrat dan komunitas Arab-Amerika.
Sejumlah kalangan Demokrat diperkirakan akan menunjukkan protes terhadap Netanyahu selama kunjungan di AS. Sebaliknya, Netanyahu akan berupaya menunjukkan ke publik Israel bahwa AS masih mendukungnya secara penuh kendati terlibat sedikit perselisihan dengan Gedung Putih.
"Dia ingin publik Israel yakin bahwa dia masih sangat diterima di Amerika Serikat. Dan ini menandakan bahwa rakyat Amerika bersamanya," kata Direktur Program Hubungan Arab-Israel Washington Institute for Near East Policy David Makovsky.
Di lain sisi, belum diketahui apakah Netanyahu akan menemui Trump selama kunjungan ke AS. Pertemuan dengan Trump berpotensi membuat Netanyahu dituduh berpihak oleh kubu Biden. Namun, Netanyahu dinilai tidak akan ingin mengesampingkan Trump yang berpotensi menang di Pilpres AS.
Baca Juga: Peneliti Sebut Memerangi Hamas Hanya Dalih Israel: Tujuan Netanyahu Hapus Memori Kolektif Palestina
Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Iman-Firdaus
Sumber : Kompas TV