Krisis Kesehatan Baru di Gaza: Ditemukan Virus Polio di Saluran Pembuangan
Kompas dunia | 19 Juli 2024, 21:30 WIBGAZA, KOMPAS.TV — Kementerian Kesehatan Gaza mengumumkan bahwa virus polio telah terdeteksi dalam sampel saluran pembuangan, Kamis (18/7/2024).
Temuan ini menambah deretan permasalahan kesehatan yang dihadapi warga Gaza di daerah yang tengah dilanda konflik itu.
Dalam pernyataan resminya, Kementerian Kesehatan Gaza menjelaskan bahwa pengujian sampel saluran pembuangan, yang dilakukan bersama UNICEF, mengonfirmasi keberadaan virus polio.
Virus ini terdeteksi di daerah yang padat penduduk dan lokasi pengungsian akibat hancurnya infrastruktur.
"Ini adalah krisis kesehatan baru," kata juru bicara kementerian dikutip dari Anadolu.
Situasi ini semakin diperburuk oleh kepadatan penduduk yang ekstrem, persediaan air yang terbatas dan terkontaminasi, serta tumpukan sampah yang tidak terkelola.
Blokade Israel terhadap suplai kebersihan juga memperparah kondisi ini. Kementerian Kesehatan memperingatkan bahwa deteksi virus di saluran pembuangan membuat ribuan penduduk berisiko tinggi tertular polio.
Kementerian Kesehatan Israel juga mengonfirmasi pada Kamis bahwa mereka menemukan komponen virus polio tipe 2 dalam sampel saluran pembuangan dari Gaza.
Baca Juga: Begini Gambaran Hancurnya Mental Warga Gaza yang Trauma Didera Serangan Israel
Hasil pengujian yang dilakukan di laboratorium yang diakui WHO di Israel menimbulkan kekhawatiran tentang keberadaan virus tersebut di wilayah ini.
Polio adalah penyakit yang sangat menular dan dapat menyerang sistem saraf, menyebabkan kelumpuhan total dalam hitungan jam.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), eskalasi konflik oleh Israel di Gaza telah menyebabkan peningkatan kematian dan luka-luka, kepadatan ekstrem di tempat penampungan, dan terganggunya sistem kesehatan, air, serta sanitasi, yang dapat mempercepat penyebaran penyakit menular.
Sejak serangan Hamas pada 7 Oktober lalu, Israel melancarkan balasan brutal yang terus berlangsung, meski ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendesak gencatan senjata segera.
Akibatnya, lebih dari 38.800 warga Palestina, kebanyakan wanita dan anak-anak, telah tewas, dan lebih dari 89.400 terluka menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari sembilan bulan setelah serangan tersebut, sebagian besar wilayah Gaza hancur dengan blokade yang membatasi makanan, air bersih, dan obat-obatan.
Israel menghadapi tuduhan genosida di Pengadilan Internasional (ICC). ICC pun memerintahkan penghentian segera operasi militer di Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina berlindung dari perang sebelum invasi pada 6 Mei.
Baca Juga: Rusia Sebut Korban Israel di Gaza dalam 10 Bulan Sudah Dua Kali Lipat Perang Ukraina dalam 10 Tahun
Penulis : Rizky L Pratama Editor : Vyara-Lestari
Sumber : Anadolu