> >

Secret Service AS Ternyata sudah Diperingatkan soal Penembak Trump 10 Menit sebelum Kejadian

Kompas dunia | 18 Juli 2024, 19:44 WIB
Aparat kepolisian yang membawa senapan runduk berjaga di area kampanye Donald Trump di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat (AS), Sabtu (13/7/2024). (Sumber: Gene J. Puskar/Associated Press)

WASHINGTON, KOMPAS.TV - Lembaga penegak hukum Secret Service Amerika Serikat (AS) disorot usai percobaan pembunuhan capres Republikan, Donald Trump akhir pekan lalu.

Berbagai pihak mempertanyakan bagaimana Secret Service gagal mencegah penembakan terjadi.

Belakangan, Secret Service dilaporkan telah diperingatkan soal potensi bahaya penembak Trump sekitar 10 menit sebelum kejadian.

Hal tersebut disampaikan Senator Wyoming John Barrasso usai sidang Senat AS pada Rabu (17/7/2024).

Menurut Barrasso, tim keamanan yang menjaga kampaye Trump telah mengidentifikasi penembak, Thomas Matthew Crooks sebagai "individu yang dicurigai" sejam sebelum kejadian.

Sekitar 10 menit sebelum menembak, pihak keamanan pun telah menetapkan Crooks sebagai "ancaman" dan Secret Service diperingatkan.

Baca Juga: Trump Dinilai Akan Lanjutkan Kebijakan Pro-Israel jika Terpilih, Pendukungnya Anggap Palestina Musuh

Tetapi, petugas Secret Service diketahui membolehkan Trump terus berpidato hingga tertembak di bagian telinga. Penembakan ini menewaskan seorang pendukung Trump.

"Dia (pelaku) diidentifikasi sebagai sosok mencurigakan karena (membawa) pengukur jarak dan tas punggung. Dan ini lebih dari sejam sebelum penembakan terjadi," kata Barrasso dikutip Anadolu.

Barrasso menyebut petugas Secret Service mengetahui bahwa Crooks berada di sekitar lokasi kampanye dan menjadi ancaman.

Namun, menurutnya, tidak ada yang menindak Crooks sebelum mengambil posisi menembak dari atap.

"Seseorang harusnya menindaklanjuti hal seperti itu. Tidak ada bukti bahwa itu (tindak lanjut) terjadi," katanya.

Barrasso merupakan salah satu pejabat yang mendesak Direktur Secret Service Kimberly Cheatle mengundurkan diri.

Petinggi Secret Service didesak mundur karena dinilai gagal melindungi Trump dari percobaan pembunuhan.

Donald Trump selamat dari percobaan pembunuhan tersebut dan kembali tampil di acara publik.

Pada Senin (15/7), Trump tampil di Konvensi Partai Republik dan mengumumkan JD Vance sebagai cawapresnya.

Baca Juga: Iran Bantah Tuduhan Terlibat dalam Upaya Pembunuhan Trump: tapi Kami Tetap Bertekad Tuntut Dia

Penulis : Ikhsan Abdul Hakim Editor : Deni-Muliya

Sumber : Kompas TV


TERBARU